Bobo.id - Teleskop luar angkasa Hubble milik NASA mendeteksi adanya perubahan cuaca dan musim di Jupiter dan Uranus.
Dilansir dari NASA, teleskop Hubble sudah menjadi pengamat cuaca planet-planet di Tata Surya sejak peluncuran pertamanya, tahun 1990.
Dengan kemampuan dan teknologi teleskop Hubble, segala aktivitas setiap planet bisa terdeteksi.
Beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2014, NASA membuat program Outer Planet Atmospheres Legacy (OPAL).
Sejak diresmikannya program tersebut, teleskop Hubble telah memberikan pandangan tentang beragam planet raksasa kepada manusia.
Adapun penemuannya yaitu terjadinya cuaca badai di garis lintang utara yang rendah.
Badai di Jupiter
Kita mengenal Jupiter sebagai planet terbesar di Tata Surya. Seberapa besar ukurannya?
Dilansir dari Science Alert, massa Jupiter bisa mencapai 300 kali massa Bumi. Sedangkan diameternya 142.984 km, atau setara dengan 11,21 kali diameter Bumi.
Planet Jupiter mengitari Matahari dengan sangat cepat, kecepatannya bisa mencapai 59,5 kilometer per detik, sehingga Jupiter sering mengalami badai.
Serangkaian badai terjadi secara menonjol di Jupiter, yang biasanya terlihat di tempat yang sama, sehingga para astronom menyebut daerah tersebut 'jalan pusaran badai'.
Baca Juga: Jangan Lewatkan, Asteroid Besar Akan Melintas Dekat Bumi Pada Akhir Minggu Ini
Di daerah tersebut gelombang antiklon dan siklon sering terpantau oleh teleskop Hubble.
Uniknya, badai ini terlihat seperti terkunci di dalam mesin dengan roda gigi bergantian, bergerak searah jarum ham dan berlawanan arah jarum jam.
Jika ada dua badai saling berdekatan, maka akan tercipta badai yang lebih besar.
Padahal badai-badai tersebut tidak terlihat pada awal peluncuran Hubble. Badai baru terpantau sekitar beberapa dekade terakhir.
Awan Kristal Es di Uranus
Uranus menjadi planet terbesar ketiga di Tata Surya, dengan ukuran empat kali lebih lebar dari Bumi.
Diameter Uranus sekitar 51.200 km, atau setara dengan 4.01 kali diameter Bumi. Sedangkan massanya 14,54 kali massa Bumi.
Sejak pertama kali manusia menemukan teleskop, planet pertama di Tata Surya yang ditemukan manusia adalah Uranus.
Padahal sebenarnya Uranus termasuk planet yang sulit ditemukan, karena jaraknya mencapai 1,8 miliar mil.
Teleskop Hubble menemukan badai dengan awan kristal es metana muncul di pertengahan garis lintang utara di atas atmosfer bawah planet.
Saat ini, planet Uranus mengalami banyak sekali badai kecil dan pita awan.
Dari pengamatan yang dilakukan tahun 2022, Hubble menemukan beberapa badai kecil terlihat di dekat tepi batas kabut kutub.
Diperkirakan saat matahari mendekat tahun 2028, planet Uranus akan menjadi lebih terang dan dapat terlihat dari bumi.
Baca Juga: Penjelasan Benda-Benda Langit, dari Matahari Hingga Bintang
----
Kuis! |
Kapan pertama kali teleskop Hubble diluncurkan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | NASA |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR