Bobo.id - Sebagai salah satu sumber protein, daging merah merupakan makanan yang bisa dipilih untuk menu berbuka.
Namun, kita perlu memperhatikan cara mengolah daging merah karena mengandung kadar lemak jenuh tinggi.
Dilansir dari Healthline, lemak jenuh yaitu lemak yang lebih banyak berasal dari produk hewani.
Sebuah penelitian menemukan bahwa asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Oleh karena itu, makanan yang mengandung lemak jenuh tidak boleh dimakan secara berlebihan, apalagi diolah dengan sembarangan.
Jika dimasak sampai gosong, daging merah bukannya memberikan manfaat, melainkan menimbulkan risiko kesehatan.
Kita tetap bisa membuat menu berbuka dengan daging merah dengan tips dan trik berikut ini.
1. Pilih Bagian Tanpa Lemak
Daging merah yang baik dikonsumsi yaitu daging merah tanpa lemak, di antaranya tenderloin atau sirloin.
Sirloin diambil dari kata "sir" yang dalam bahasa Inggris memiliki arti panggilan laki-laki. Kata "sir" disini kemudian melambangkan teksturnya yang cukup keras.
Sementara itu, tenderloin diambil dari kata "tender" yang dalam bahasa inggris memiliki arti lembut.
Baca Juga: Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya
Bagian tenderloin diambil dari bagian tengah sapi, sedangkan sirloin diambil dari bagian bawah hingga bagian luar tulang rusuk.
Kandungan protein daging bagian sirloin lebih unggul daripada tenderloin, namun keduanya tidak terlalu mengandung banyak lemak.
2. Masak dengan Suhu Menengah
Kita dianjurkan untuk tidak memasak daging dengan suhu yang terlalu tinggi. Apa alasannya?
Pasalnya, memasak daging dengan suhu terlalu tinggi dapat menghasilkan zat beracun, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Adapun zat beracun yang muncul akibat memasak daging dengan suhu tinggi yaitu neo-formed contaminants (NFCs).
Racun tersebut dapat terbentuk saat makanan dimasak dengan suhu lebih dari 150 derajat Celcius.
Kita juga tidak boleh memasak daging hingga menimbulkan gosong, ini biasanya ditemukan pada sate.
Dilansir dari Livescience, pada makanan yang dibakar, seperti daging, ada juga senyawa yang bisa terbentuk, yaitu PAHs dan HCAs.
PAHs terbentuk dari lemak daging dan sari yang jatuh ke api saat proses memasak dan HCAs terbentuk dari reaksi asam amino dan gula saat daging dimasak.
Meski belum ada penelitian yang membuktikan bahwa acrylamide meningkatkan risiko kanker, ada baiknya kita menghindari mengonsumsi makanan yang gosong sampai kehitaman.
Baca Juga: Apa Penyebab Bau Mulut Saat Puasa dan Bagaimana Mengatasinya?
3. Bolak-Balik Daging secara Sering
Jika kamu ingin berbuka dengan steak, pastikan panggang dengan cara yang benar.
Menurut Alodokter.com, cara sehat memasak daging merah dengan cara memanggangnya adalah dengan membolak-balik daging sesering mungkin.
Ini dilakukan agar daging merah tidak cepat gosong dan kematangan pada seluruh bagian daging merata.
Daging yang tidak dimasak sampai matang seutuhnya berisiko mengandung bakteri E. coli yang dapat sebabkan gejala gangguan pencernaan.
Tidak hanya bakteri tersebut, ada juga bakteri Salmonella yang biasanya ditemukan di dalam daging mentah.
Bakteri tersebut dapat memicu penyakit pada pencernaan yang dapat muncul antara 6 jam hingga 6 hari setelah terinfeksi.
----
Kuis! |
Apa bahaya lemak jenuh? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR