Perlawanan Rakyat Aceh ini dilakukan oleh Tengku Abdul Djalil, seorang ulama di Cot Plieng Aceh, menentang peraturan Jepang.
Pada tanggal 10 November 1942, ia melakukan perlawanan. Sayangnya dalam perlawanan itu, ia ditangkap dan ditembak mati.
Perlawanan ini dipelopori oleh K.H. Zainal Mustofa, yang menentang seikeri yakni penghormatan pada Kaisar Jepang.
Pada 1944, meletus perlawanan terhadap tentata Jepang. Kiai Haji Zainal Mustofa dan beberapa pengikutnya ditangkap Jepang dan dihukum mati.
Pada bulan Juli 1944, rakyat Lohbener dan Sindang di Indramayu melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Jepang.
Para petani dipimpin H. Madrian menolak pungutan padi yang tinggi. Sayangnya, perlawanan itu berhasil dipadamkan Jepang.
Perlawanan PETA merupakan perlawanan terbesar yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada masa penjajahan pemerintahan Jepang.
Perlawanan dipimpin Komandan Pleton Supriyadi. Sayangnya pada 14 Februari 1945, perlawanan dipadamkan Jepang karena persiapan kurang matang.
Para pejuang PETA kemudian berhasil ditangkap oleh Jepang dan kemudian diadili di Mahkamah Militer yang terletak di Jakarta.
Beberapa di antaranya dihukum mati, seperti dr. Ismail, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya, Sunanto, dan Sudarmo.
Sementara itu, Supriyadi sebagai pemimpin perlawanan berhasil ditangkap Jepang kemudian dihukum mati sebelum diadli.
Nah, itulah bentuk perjuangan dari kaum pergerakan pada zaman Jepang. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya.
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR