Bobo.id - Beberapa hari yang lalu beredar video yang menunjukkan keberadaan tiga Matahari di langit. Mengapa bisa begitu, ya?
Dalam keterangannya di media sosial, fenomena itu diketahui terjadi di resor ski Vemdalen, Swedia Barat pada 2017.
Video itu menampilkan banyak pengunjung yang sedang bermain ski di salju dengan latar belakang tiga Matahari membentuk sebuah lingkaran.
Tak hanya sekali ini saja, Matahari yang jumlahnya terlihat lebih dari satu ternyata pernah terjadi beberapa kali di negara lain.
Fenomena ini pernah terjadi di beberapa negara, seperti Inggris, Thailand, Khazakhstan, Tiongkok, dan negara lainnya.
Dilansir dari Kompas.com, fenomena munculnya Matahari yang jumlahnya lebih dari satu itu disebut dengan Sundog. Apa itu?
Mengenal Fenomena Sundog
Sundog adalah fenomena alam yang unik dan jarang terjadi. Dalam fenomena ini, Matahari akan terlihat lebih dari satu.
Di beberapa negara, ada yang terlihat menjadi tiga, ada juga yang menjadi empat. Dalam sains, fenomena ini disebut parhelion.
Saat fenomena sundog atau parhelion ini terjadi, Matahari akan terbagi menjadi Matahari besar dan Matahari kecil.
Nah, matahari kecil itu akan terlihat seperti anjing penjaga yang sedang duduk manis di samping tuannya, Matahari besar.
Baca Juga: Fenomena Alam ini Membuat Matahari Jadi Ada 3, Fenomena Apakah ini?
Hal itulah yang membuat fenomena ini dinamai sundog, yang secara harafiah berarti anjing matahari, teman-teman.
Fenomena ini umumnya dijumpai di daerah beriklim dingin, misalnya negara di lingkar kutub, baik Artik maupun Antartika.
Hal ini karena partikel penghias penyebab fenomena ini adalah partikel es dengan sudut ketinggian Matahari sekitar 22 derajat.
Karena partikel pembias ini berada di suhu yang lebih dingin, maka akan terbentuk seperti tiga Matahari oleh mata kita.
Bagaimana Fenomena Sundog Terbentuk?
Sun dog terbentuk saat ada lempengan es berbentuk segi delapan di udara, biasanya terbentuk pada awan sirrus yang tinggi.
Sebagai informasi, awan sirrus adalah awan halus dan berbulu yang sebagian besar awannya terbuat dari kristal es.
Awan sirrus atau sirrustratus (cirrostratus) itu terletak sekitar 6.000 meter dan lebih tinggi hingga 12.000 meter di atas langit.
Lempengan-lempengan es ini akan membelokkan sinar Matahari dengan sudut minimal 22 derajat, teman-teman.
Nah, pembelokan sinar itulah yang membuat Matahari terbagi menjadi beberapa bagian. Prosesnya mirip dengan pelangi.
Jadi sebenarnya Matahari tetap ada satu. Hanya saja awan sirrus memantulkan cahaya Matahari, seolah memiliki kembaran.
Baca Juga: Matahari Kembar Empat di Riau Adalah Sun Dog, Dari Mana Asal Namanya?
Dilansir dari Space, fenomena ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, bisa titik warna-warni atau dua matahari tambahan.
Fakta bahwa es adalah kunci penciptaan sundog, berarti kita lebih mungkin melihatnya selama musim dingin.
Itu berarti, pagi musim dingin pada bulan Desember di belahan Bumi utara memberikan waktu ideal untuk berburu sundog.
Mirip dengan Fenomena Pelangi
Tepi bagian dalam sundog yang lebih dekat ke Matahari cenderung memiliki rona kemerahan daripada tepi luar berwarna biru.
Sementara itu, bagian tengah fenomena sundog ini cenderung berwarna kuning atau oranye apabila dilihat dari kejauhan.
Alasan variasi warna ini berakar pada fisika cahaya yang menimbulkan keteraturan yang juga terlihat pada pelangi.
Yap, pelangi juga sama. Pelangi tercipta dari pembiasan yang menghasilkan banyak warna. Bedanya, pelangi terbentuk oleh tetesan air hujan.
Apabila warna pada sundog lebih menonjol, kita akan melihatnya menyebar menjauh dari Matahari, teman-teman.
Meski begitu, fenomena ini tetap berpusat atau berorientasi vertikal dan horizontal seperti pada pelangi, teman-teman.
O iya, sundog tidak hanya bervariasi dalam warna, melainkan juga bentuk dan ukuran tergantung ukuran kristal es yang membuatnya.
Baca Juga: Selain di Indonesia, Sun Dog Juga Terjadi di Negara-negara Ini
----
Kuis! |
Di mana saja fenomena sun dog pernah terjadi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Space.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR