Bobo.id - Pada dini hari tadi pukul 03.00 WIB (25/04) telah terjadi gempa bumi di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.
Gempa ini bermagnitudo 6,9. Kekuatannya yang cukup kencang membuat BMKG mengeluarkan peringatan tsunami.
Yap, para warga di wilayah Pulau Tanabala, Nias Selatan, dan Sumatra Utara diminta untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
Beruntungnya, pada pukul 05.17 WIB, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir melalui media sosial.
Meski begitu, tetap ada beberapa gempa bumi susulan terjadi usai gempa menggunacang Kepulauan Mentawai.
Dilansir dari Kompas.com, hingga pukul 04.00 WIB, ada 7 aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar M 4,6.
Memangnya kenapa selalu ada gempa susulan setelah terjadi gempa bumi utama, Bo? Simak informasi berikut ini, yuk!
Apa Itu Gempa Susulan?
Gempa susulan adalah satu atau serangkaian gempa kecil yang terjadi tepat setelah gempa utama, teman-teman.
Pusat gempa susulan ini biasanya berada di titik yang berbeda dengan pusat gempa bumi utama yang telah terjadi.
Selain itu, pusat gempa susulan ini tidak berada dalam satu titik, melainkan tersebar di dekat pusat gempa utama.
Baca Juga: 7 Gempa Bumi Terbesar yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah, Adakah Indonesia?
Durasi dan jumlah gempa susulan ini tergantung mekanisme sumber gempa, bisa satu hari, satu minggu, bahkan lebih dari sebulan.
Dilansir dari situs BMKG, gempa susulan ini kekuatannya bervariasi, ada yang lebih kecil atau lebih besar dari gempa utama.
Meski begitu, gempa susulan ini umumnya memang terjadi dengan kekuatan lebih kecil dan terjadi secara berulang-ulang.
Penyebab Terjadinya Gempa Susulan
Setelah gempa berkekuatan besar terjadi, biasanya masyarakat dianjurkan untuk tetap berada di luar dan waspada.
Bukan tanpa alasan, ini karena akan ada gempa susulan yang mungkin terjadi dengan kekuatan yang bervariasi.
Gempa susulan yang terjadi setelah gempa bumi utama ini terjadi karena energi yang dikeluarkan belum semua dilepaskan.
Nah, pelepasan energi yang masih tersisa inilah kemudian menjadi gempa susulan yang umumnya berkekuatan lebih kecil.
Meskipun begitu, gempa susulan tetaplah berbahaya karena gempa ini tidak bisa diprediksi, teman-teman.
Bisa saja gempa susulan yang terjadi bermagnitudo besar dan bersifat merusak atau menghancurkan bangunan.
Selain itu, misalnya ada sebuah bangunan yang sudah ada banyak keretakan, bisa jadi bertambah parah saat ada gempa susulan.
Baca Juga: Benarkah Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Bahkan, gempa susulan dengan kekuatan cukup besar bisa menyebabkan tanah longsor atau bahkan terjadi tsunami, lo.
Untuk itu itu, sebaiknya tetap waspada setelah gempa bumi utama terjadi, ya. Jangan terlena dan melanjutkan tidur di kamar.
Sebelum kembali ke rumah, pastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan rumah.
Penyebab Gempa di Kepulauan Mentawai
BMKG menjelaskan gempa di Kepulauan Mentawai ini berpotensi merusak bangunan di Siberut dan Tanah Bala.
Gempa berkekuatan M 6,9 ini dirasakan di Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang Panjang, Solok, hingga Bukittinggi.
Pusat gempa dilaporkan berada di 177 kilometer barat laut Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 23 kilometer.
Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Hal ini diakibatkan karena adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia, tepatnya di zona megathrust. Apa itu?
Dilansir dari Kompas.com, zona megathrust adalah daerah pertemuan antar lempeng tektonik Bumi di lokasi zona subduksi.
Lempeng tektonik Bumi ini bisa mencapai ribuan kilometer dan menjadi dasar benua dan juga samudra, teman-teman.
Nah, pelat-pelat ini akan bertabrakan, meluncur, dan bergerak menjauh satu sama lain hingga menyebabkan gempa bumi.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Sesar Gempa Aktif yang Jadi Pemicu Gempa Bumi Besar di Indonesia
----
Kuis! |
Wilayah mana saja yang mendapat peringatan tsunami? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Edisi Koleksi Petualangan Pak Janggut Vol. 2 Sudah Bisa Dipesan, Ini Link PO-nya
Source | : | Kompas.com,BMKG |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR