Bobo.id - Teman-teman tentu tidak asing dengan keyboard yang merupakan alat bantu pada penggunaan gadget.
Keyboard atau papan ketik sekarang ini bukan hanya dalam bentuk perangkat tambahan tapi ada juga yang sudah menjadi satu dalam susunan layar smartphone.
Tapi, coba teman-teman amati susunan huruf yang ada pada keyboard.
Keyboard yang selalu teman-teman temukan ternyata tidak menggunakan urutan huruf alfabet, lo.
Bila diamati, urutan huruf pada keyboard dengan susunan QWERTY.
Tapi kenapa urutan tersebut digunakan pada keyboard yang kini sering kita gunakan?
Bila teman-teman penasaran berikut akan dijelaskan sejarah muncul dan berkembangnya keyboard yang kini kita gunakan.
Sejarah Keyboard
Untuk mengetahui alasan penggunaan urutan QWERTY, kita perlu tahu sejarah dari adanya keyboard.
Keyboard sebenarnya berawa dari mesin tik yang dulunya dibuat dengan urutan alfabet.
Tapi ternyata urutan alfabet tersebut tidak bekerja dengan baik pada mesin tik.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Komputer Berdasarkan Kemampuan dan Ukurannya
Operator pada mesin tik sering mendapat masalah mesin macet akibat penggunaan yang terlalu cepat.
Saat digunakan dengan cepat, mesin tik dengan urutan alfabet ini sering mendapati dua tuts bertumpukan.
Tuts pada mesin ketik menggunakan hammer atau batang yang berguna sebagai pencetak huruf di kertas.
Karena masalah itu, seorang tokoh bernama Chistopher Sholes mulai melakukan eksperimen untuk mencari solusi dari masalah mesin tik tersebut.
Eksperimen harus dilakukan selama bertahun-tahun hingga akhirnya pada tahun 1860-an, ia dan kawan-kawannya mengajukan sebuah paten tuts mesin tik dengan urutan QWERTY.
Susunan huruf tersebut dinilai bisa mengurangi kerusakan pada mesin tik.
Bahkan urutan pada huruf QWERTY juga tidak mengurangi efisiensi pengetikan.
Akhirnya, paten yang atas penelitian tersebut didaftarkan ke kantor paten Amerika Serikat dan disetujui pada 23 Juni 1868.
Nah, kini urutan QWERTY pun digunakan di banyak di perangkat keyboard manapun baik komputer, laptop, hingga ponsel.
Bahkan teman-teman yang menggunakan komuter atau keyboard bisa menulis dengan lebih cepat menggunakan kesepuluh jari.
Tentu ini akan lebih efisien daripada penggunaan mesin tik yang hanya dengan dua jari saja.
Baca Juga: Penjelasan Periferal Perangkat Input, dari Pengertian hingga Fungsinya
Agar bisa menggunakan kesepuluh jari saat mengetik, ada posisi jari yang harus teman-teman tetapkan posisinya.
Posisi Jari saat Mengetik dengan 10 Jari
Teman-teman pasti masih banyak yang hanya menggunakan beberapa jari saja dalam mengetik.
Padahal kita bisa menggunakan kesepuluh jari kita untuk mempercepat kegiatan mengetik, lo.
Untuk bisa melakukan cara itu teman-teman perlu mengatur posisi jari dengan tepat.
Pertama letakan jari kelingking agar bisa menjangkau huru A,Q, Z, angka 1, tombol shift, Tab, dan Caps Lock.
Lalu, jari manis di posisi yang bisa menjangkau huruf W,S,X, dan angka 2.
Sedangkan, jari tengah berada di posisi yang bisa menekan huruf E, D, C, dan Angka 3.
Lalu jari telunjuk berada di posisi dekat dengan huruf R, F, T, V, G, B, Y, dan Angka 4, 5, 6.
Kemudian bagian jempol, hanya perlu di posisi yang bisa menekan tombol Space dan Alt.
Dengan memosisikan tempat jari yang tepat, teman-teman bisa mengetik dengan lebih cepat.
Baca Juga: Komunikasi Data Ponsel: Pengertian, Cara Kerja, dan Kekuatan Sinyal
Meski belum terbiasa, coba latih posisi jari ini beberapa kali hingga terbiasa.
Nah, itu beberapa penjelasan tentang urutan huruf QWERTY pada keyboard yang kita gunakan hingga saat ini.
----
Kuis! |
Dari mana asal keyboard muncul? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR