Bobo.id - Pada materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 9, kita akan belajar tentang perjuangan bangsa Indonesia.
Pada materi ini, ada berbagai teks yang menceritakan perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan Indonesia.
Ada berbagai bentuk perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan dari penjajah.
Misalnya dengan cara berperang, melakukan berbagai pergerakan, maupun melakukan perjanjian dengan pihak penjajah.
Secara garis besar, perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat terbagi menjadi dua, perjuangan fisik dan diplomasi.
Sebelumnya, kita sudah belajar bentuk perjuangan fisik masyarakat Indonesia, sekarang belajar tentang perjuangan diplomasi, yuk!
Berbeda dengan perjuangan fisik, perjuangan diplomasi ini tidak dilakukan menggunakan kekuatan fisik dan senjata.
Perjuangan diplomasi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan ini dilakukan dengan cara perundingan.
Perundingan yang dilakukan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama antara pihak penjajah dengan pihak Indonesia.
Salah satu alasan menggunakan diplomasi adalah karena kondisi Indonesia saat itu masih jauh dari kata stabil.
Alasan lain di balik perjuangan diplomasi yang dilakukan Indonesia yakni agar bisa menarik simpati dari dunia internasional.
Baca Juga: 7 Bentuk Perjuangan Fisik dalam Mempertahankan Kemerdekaan, Materi PPKn
Dengan begitu, negara-negara di dunia akan mendesak Belanda untuk segera menghentikan upaya penjajahan di Indonesia.
Diplomasi sama sekali tidak menggunakan kekuatan senjata sehingga tak ada korban jiwa yang ditimbulkan dari peristiwa ini.
Ada banyak sekali perjuangan diplomasi yang dilakukan masyarakat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan diplomasi ini dilakukan oleh berbagai pihak dan di beberapa daerah. Apa saja? Simak informasi berikut ini, yuk!
Perundingan Hooge-Veluwe merupakan perundingan Indonesia-Belanda yang berlangsung pada 14-24 April 1946.
Adapun perundingan ini digelar untuk membahas status kenegaraan, kemerdekaan, dan wilayah Indonesia.
Indonesia diwakili oleh Soewandi, Sudarsono, dan AK Pringgodigdo. Belanda diwakili Van Mook, Van Royen, Idenburg, dan lainnya.
Ada juga pihak Inggris yang menjadi pihak penengah. Inggris ini diwakili oleh Sir Archibald Clark Kerr.
Meskipun sudah diselenggarakan sedemikian rupa, perundingan ini diketahui tidak menghasilkan apa pun.
Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada 11-13 November di Desa Linggarjati, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.
Perundingan ini dihadiri oleh pihak Indonesia, yang diwakili oleh Sutan Sjahrir, AK Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem.
Baca Juga: 7 Contoh Upaya Generasi Muda untuk Mengisi Kemerdekaan Indonesia, Materi IPS
Sementara itu dihadiri juga pihak Belanda, yang diwakili oleh Wim Schermerhorn, Max Von Poll, Van Mook, dan F de Baer.
Ada juga pihak dari Inggris selaku mediator yang diwakili oleh Lord Killearn. Hasil dari perundingan ini, antara lain:
- Pengakuan Belanda secara de facto atas Negara Republik Indonesia yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura.
- Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara Indonesia serikat, salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.
- Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Salah satu isi resolusi Dewan Keamanan PBB adalah membentuk sebuah komite yang menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda.
Komite ini beranggotakan Australia mewakili Indonesia, Belgia mewakili Belanda, dan Amerika sebagai pihak penengah.
Ketiga pihak ini menginisiasi perjanjian antara Indonesia dan Belanda pada sebuah kapal bernama Renville pada 17 Januari 1948.
Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan Belanda diwakili R. Abdulkadir Wijoyoatmojo.
Perjanjian ini menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya pembentukan Republik Indonesia Serikat dengan segera.
Perundingan Roem-Royen merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh Indonesia dan Belanda yang diwakili masing-masing tokoh.
Baca Juga: Bagaimanakah Sikap Memaknai Kemerdekaan yang Telah Diperjuangkan? Materi IPS
Perjanjian yang dilakukan tanggal 7 Mei ini dilakukan untuk menangani beberapa masalah yang berhubungan dengan kemerdekaan.
Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Mr. Muhammad Roem dan Belanda diwakili oleh Dr. JH Van Royen.
Pada perundingan ini, Belanda dan Indonesia sama-sama mengutarakan kesepakatan yang disetujui masing-masing pihak.
Misalnya, Belanda sepakat untuk mengembalikan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta dan menghentikan gerakan militer.
Sementara itu, Indonesia sepakat untuk bekerjasama mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban serta keamanan.
Konferensi Meja Bundar merupakan perundingan di Kota Den Haag, Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949
Perundingan ini dilakukan oleh Indonesia dan Belanda untuk mengakhiri perselisihan Indonesia dengan Belanda.
Delegasi dari Indonesia, diantaranya ada Moh. Roem, Soepomo, Johannes Leimena, Juanda, Sukiman, Sumardi, dan lainnya.
Pada perundingan kali ini, Belanda akhirnya menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir Desember 1949.
Selain itu, Indonesia akan mengembalikan semua milik Belanda dan membayar utan Hindia Belanda.
Nah, itulah beberapa bentuk perjuangan diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: 6 Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Negara Merdeka
(Sumber Foto: Wikimedia Commons/Information Ministry, Republic of Indonesia)
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan perjuangan diplomasi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR