Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa pada bulan Agustus 2023 kita akan melihat fenomena hujan meteor?
Dilansir dari space.com, puncak hujan meteor Perseid akan berlangsung pada 11-13 Agustus 2023.
Hujan meteor Perseid terjadi setiap tahun, tepatnya sekitar pertengahan bulan Juli hingga akhir bulan Agustus.
Menurut situs skywatching In The Sky, tahun 2023 akan menjadi tahun yang baik untuk melihat pemandangan Perseid, karena bulan hanya diterangi 10%.
Hujan meteor Perseid disebabkan oleh Bumi yang melewati puing-puing yang ditinggalkan oleh Komet Swift-Tuttle yang terakhir melintas dekat bumi pada 1992.
Dengan sinar bulan yang tidak terlalu terang, meteor-meteor Perseid bisa terlihat antara 150 sampai 200 meteor per jam.
NASA memperkirakan kita bisa melihat 100 meteor per jam selama puncak Perseid.
Nah, kali ini Bobo akan mengajak kamu mengenal beragam fakta menarik tentang meteor Perseid. Yuk, cari tahu bersama!
Fakta Meteor Perseid
Nama "Perseid" berasal dari rasi bintang Perseus, karena arah dari mana hujan meteor tampaknya berasal saat melintasi atmosfer Bumi.
Meteor Perseid berasal dari komet bernama Swift-Tuttle, yang melepaskan partikel debu dan komet saat melintasi orbit matahari.
Baca Juga: Termasuk Paling Terang, Rasi Bintang Scorpius Akan Terlihat Mulai Agustus
Setiap tahun, Bumi melintasi jalur orbit komet ini dan partikel debu yang ditinggalkannya bertabrakan dengan atmosfer Bumi.
Pada saat masih berada di angkasa, meteor Perseid disebut meteoroid.
Meteoroid Perseid bergerak dengan kecepatan 133.200 mil per jam atau 214.365 kilometer per jam.
Sebagian besar meteoroid Perseid berukuran kecil, seukuran pasir. Jadi, hampir tidak ada pecahan yang jatuh ke tanah.
Meteor Perseid seringkali tampak berwarna putih atau kebiruan, karena ionisasi gas di atmosfer saat meteor terbakar.
Meski berukuran kecil dan tidak merah, Perseid merupakan benda langit yang sangat panas.
Pasalnya, suhunya mencapai 3.000 derajat Fahrenheit atau 1.650 derajat Celcius. Ini disebabkan oleh setiap pecahannya bisa memanaskan udara di sekitar.
Penyebab Hujan Meteor Perseid
Hujan Meteor Perseid disebabkan oleh tabrakan partikel debu dan komet dengan atmosfer Bumi. Ini terjadi ketika Bumi melintasi jalur orbit komet Swift-Tuttle.
Komet Swift-Tuttle adalah objek terbesar yang diketahui berulang kali melewati Bumi.
Lebar komet ini mencapai 26 kilometer, ditemukan pertama kali secara terpisah oleh dua astronom, yakni Lewis Swift dan Horace Tuttle.
Baca Juga: Apakah di Planet Lain Ada Hujan Air seperti di Bumi? Ini Faktanya
Komet Swift-Tuttle memiliki inti batu dan es yang mengorbit Matahari.
Setiap kali komet mendekati Matahari dalam perjalanannya mengelilinginya, panas Matahari menyebabkan es dan material lainnya terlepas dari permukaan komet, membentuk "ekor" komet.
Saat komet Swift-Tuttle mendekati Matahari, partikel debu dan komet yang lebih kecil dilepaskan dari ekornya karena penguapan es dan material lainnya.
Partikel-partikel ini menciptakan jalur di sepanjang orbit komet.
Meteor Perseid juga dapat menyebabkan fenomena antariksa lainnya, yang dikenal dengan istilah "bolide."
Bolide adalah meteor yang sangat terang dan dapat meninggalkan jejak bercahaya yang menyala lebih lama dari meteor biasa.
Dilansir dari situs skywatching In The Sky, hujan meteor Perseid datang dari arah konstelasi Perseus di Belahan Bumi Utara.
Cara melihat pemandangan menakjubkan ini, kita bisa mencari tempat paling gelap dan menikmati langit.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Dari mana asal meteor Perseid? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR