Bobo.id - Kini di Indonesia, banyak masyarakat yang tidak lagi pakai masker semenjak aturan resmi bebas masker.
Ini karena pengendalian COVID-19 di Indonesia sudah terbilang bagus. Hal ini didukung adanya vaksinasi.
Namun, ternyata masih ada lonjakan kasus di luar negeri. Ada varian baru COVID-19 Eris yang menyebar di Inggris Raya.
Dilansir dari Kompas.com, semua orang dengan usia berapa pun bisa terkena atau terinfeksi virus COVID-19 Eris ini.
Varian ini menyebar cukup cepat hingga ada peningkatan pasien rawat inap mencapai 50 persen. Lansia jadi mayoritas.
Hmm, memangnya apa itu varian baru COVID-19 Eris yang muncul pertama kali di Inggris Raya, Bo? Simak, yuk!
Seperti di Indonesia, ada banyak sekali varian yang sudah menyebar dan menginfeksi masyarakat di Indonesia.
Varian Eris atau EG 5.1 ini baru pertama kali diidentifikasi pada bulan lalu. Yap, pada bulan Juli 2023.
Meski baru, varian ini dengan cepat menjadi varian COVID-19 kedua yang paling umum di Inggris setelah Acturus.
Semenjak Eris muncul, jumlah kasus positif COVID-19 di Inggris melonjak 27,8 persen dalam tujuh hari.
Sementara itu, angka peningkatan positivity rate COVID-19, yakni menjadi 5,4 persen. Padahal sebelumnya 3,7 persen.
Baca Juga: Status Pandemi Covid-19 Resmi Dicabut dan Diganti Endemi, Apa Bedanya?
Salah satu penyebab cepatnya infeksi Eris adalah libur musim panas. Hal ini mengakibatkan banyak kerumunan.
Tidak hanya di Inggris, virus ini juga sudah dilaporkan ada di negara-negara Eropa, Asia, hingga Amerika Utara, lo.
Meski begitu, sejauh ini varian baru COVID-19 ini belum terbukti lebih mematikan dibandingkan varian sebelumnya.
Sekarang, varian baru Eris ini sedang dilakukan pemantauan ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Dilansir dari Kompas.com, ternyata varian COVID-19 Eris ini merupakan turunan dari Omicron, teman-teman.
Bagi orang-orang yang terinfeksi COVID-19 Eris ini gejalanya kurang lebih sama dengan Omicron, antara lain:
- Pilek;
- Sakit kepala;
- Kelelahan;
- Bersin;
- Sakit tenggorokan.
Baca Juga: Mengenal Disease X, Penyakit yang Disebut Bisa Picu Pandemi Baru Setelah COVID-19
Para ahli menilai lonjakan kasus varian Eris belakangan ini kemungkinan diperparah adanya cuaca buruk.
Cuaca buruk membuat banyak orang beraktivitas di dalam ruangan sehingga lebih rentang tertular virus.
Mendengar kabar ini, tentu banyak dari antara kita yang khawatir, apakah virus itu sudah masuk Indonesia atau belum.
Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan RI belum mengumumkan adanya deteksi virus COVID-19 Eris di Indonesia.
Namun, potensi penyebaran di Indonesia sebenarnya sangat besar karena mobilitas masyarakat sudah normal.
Saat ini beberapa orang Indonesia, ada yang melakukan penerbangan ke luar negeri dengan mudahnya.
Beruntungnya, program vaksinasi berjalan lancar. Sebab, vaksinasi disebut bisa menahan keparahan infeksi virus.
Untuk itu, bagi teman-teman yang belum melakukan vaksin segera lakukan, ya. Kini, vaksin sudah bisa untuk anak seusia kita, kok.
Sebagai langkah antisipasi, jangan lupa untuk terus mencuci tangan setelah memagang benda publik, seperti uang.
Tumbuhkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan hingga membersihkan diri setelah sampai rumah.
Usahakan juga untuk tetap menggunakan masker saat keluar rumah, ya.
Nah, itulah informasi lengkap tentang varian COVID-19 Eris yang sedang merebak di Inggris Raya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: WHO Telah Mencabut Status Darurat Kesehatan Global Covid-19, Apa Alasannya?
----
Kuis! |
COVID-19 Eris bisa menginfeksi siapa saja? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Sekolah, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR