Bobo.id - Sebentar lagi, kita bisa melihat pemandangan langit malam yang menarik, yaitu hujan meteor Perseid.
Puncak hujan meteor Perseid berlangsung pada tanggal 13 Agustus pada pukul 00.00 EDT atau 11.00 WIB.
Tidak perlu takut ketinggalan, fenomena antariksa ini bisa dilihat dari Indonesia, lo.
Bersumber dari Kompas.com, masyarakat Indonesia bisa menikmatinya di antara tanggal 12-13 Agustus pukul 00.14-05.36 WIB.
Dengan sinar bulan yang tidak terlalu terang, meteor-meteor Perseid bisa terlihat antara 150 sampai 200 meteor per jam.
Bahkan, kita bisa melihat 100 meteor per jam selama puncak Perseid, menurut NASA.
Nah, yang unik dari hujan meteor Perseid adalah fenomena ini disebabkan oleh tabrakan partikel debu dan komet dengan atmosfer Bumi.
Padahal, komet sebenarnya bisa terlihat dengan jelas setiap beberapa ribu atau beberapa juta tahun, teman-teman.
Lantas, kapan tepatnya komet bisa terlihat jelas dari Bumi? Cari tahu faktanya, yuk!
Kapan Komet Terliihat Jelas?
Bersumber dari space.com, komet sebenarnya berada di jarak yang jauh dari Matahari, tepatnya di bagian terluar Tata Surya.
Baca Juga: Kenapa Komet Memiliki Ekor saat Fenomena Hujan Meteor Berlangsung?
Komet berasal dari wilayah bernama Awan Oort, yang membentang dari Sabuk Kuiper ke bintang terdekat.
Setiap komet melakukan perjalanan, biasanya komet bisa menempuh jarak lebih dari ratusan ribu kali dari jarak Bumi dan Matahari.
Selanjutnya, komet akan melakukan perjalanan kembali ke Tata Surya bagian dalam orbit selama jutaan tahun.
Namun, benda langit ini paling mudah terlihat saat mendekati Matahari.
Ketika berada di dekat Matahari, permukaan komet akan menyublim dan membuat komet menjadi awan gas dan debu yang besar.
Dengan berubahnya bentuk tersebut, komet akan mengeluarkan ekor gas secara alami yang panjangnya bisa mencapai jutaan mil.
Komet yang paling terkenal di Bumi adalah Komet Halley, karena berada di orbit yang lebih dekat dengan Bumi.
Fakta Unik Komet
Ketika komet mendekati Matahari, tidak ada dampak buruk yang akan terjadi di Bumi, teman-teman.
Sebab, perjalanan komet ini merupakan siklus berulang yang menunjukkan bahwa komet adalah benda langit yang mengorbit Matahari.
Komet terdiri dari material yang bervariasi, termasuk es, batuan, dan debu.
Baca Juga: Puncak Hujan Meteor Perseid Bisa Dilihat di Indonesia, Ini Waktu Terbaiknya
Panas dari Matahari menyebabkan es dan bahan-bahan beku di permukaan komet menguap dan membentuk ekor atau koma di sekitarnya.
Beberapa komet memiliki ekor ganda atau "bulu" yang terbentuk karena interaksi angin matahari dan medan magnetik komet dengan partikel yang ada di sekitarnya.
Secara alami, komet juga memiliki siklus pergi dan kembali yang teratur.
Komet Halley, misalnya, memiliki periode orbit sekitar 76 tahun dan kembali ke dekat Matahari secara teratur.
Maka, tidak heran jika komet dianggap sebagai "benda beku terjauh" dalam Tata Surya.
Komet terbesar yang kita ketahui adalah komet Hale-Bopp, yang intinya memiliki diameter sekitar 40 kilometer.
Di sisi lain, komet terkecil mungkin hanya memiliki diameter beberapa meter atau kurang.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Kapan masyarakat Indonesia bisa melihat hujan meteor Perseid? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR