Bobo.id - Ketika bicara tentang polusi udara, apa yang terbayang dalam benak teman-teman?
Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut, teman-teman akan diajak memahami dulu apa pengertian dari polusi.
Polusi merupakan fenomena pencemaran lingkungan (udara, air, tanah, dan sebagainya) yang biasanya terjadi di kawasan yang padat penduduk.
Kalau dibandingkan dengan kawasan pedesaan yang masih asri, wilayah perkotaan jauh lebih rawan mengalami polusi.
Hal ini bisa dilihat dari kepadatan dan mobilitas penduduknya yang tinggi.
Lalu, apa kaitannya kepadatan dan mobilitas penduduk dengan situasi polusi udara di perkotaan, ya?
Yap, seperti yang teman-teman tahu, mobilitas penduduk yang tinggi di perkotaan didukung oleh penggunaan kendaraan bermotor yang juga tinggi.
Nah, kendaraan-kendaraan bermotor itu menghasilkan zat sisa atau emisi gas kendaraan bermotor.
Sisa bahan bakar kendaraan bermotor yang tidak terbakar dengan sempurna akan mencemari udara di sekitarnya, teman-teman.
Itu baru dari satu kendaraan saja, bayangkan ada berapa banyak kendaraan yang lalu lalang di jalan raya dalam sehari?
Tentu gas pemicu polusi yang dihasilkan menjadi sangat banyak.
Baca Juga: Polusi Udara Bisa Membahayakan Kesehatan Manusia, Apa Saja Dampaknya?
Zat-Zat Polutan di Sekitar Kita
Redaksi Bobo.id berkesempatan untuk mewawancarai seorang Pakar Pencemaran Udara dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Ibu Ana Turyanti, S.Si, M.T via telepon pada Kamis (14/12) kemarin.
Ibu Ana menjelaskan bahwa sebenarnya di udara sudah banyak partikel atau zat-zat kimia, teman-teman.
Hal yang membedakannya adalah kadar atau banyaknya zat-zat kimia itu.
Jumlah atau kadar zat kimia yang beracun di udara sebenarnya tidak akan mengganggu lingkungan atau kesehatan jika kadarnya rendah atau kecil.
Namun, hal itu bisa berubah menjadi polutan yang membahayakan lingkungan khususnya kesehatan makhluk hidup jika hadir atau terbentuk dalam jumlah besar.
Polutan adalah zat-zat yang menimbulkan pencemaran di sekitar kita. Misalnya debu (partikel), Karbon Monoksida (CO), Nitrat Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), hingga Ozon (O3).
Debu yang bentuknya butiran halus bisa masuk ke dalam saluran pernapasan dan menyebabkan seseorang jadi batuk-batuk dan sesak kesulitan bernapas dengan lega.
Terlebih lagi jika ada kandungan logam berat di dalamnya (misalnya: timbal atau Plumbum/Pb).
CO, NO2, SO2 bisa dihasilkan dari penggunaan kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, zat-zat polutan itu juga dihasilkan dari aktivitas industri yang besar dan terjadi secara terus menerus, teman-teman.
Baca Juga: Polusi Udara di Sejumlah Daerah Semakin Meningkat, Apa Penyebabnya?
Polusi yang Disebabkan Tumbuhan
Menurut Ibu Ana, tumbuhan yang banyak dilihat sebagai penyelamat lingkungan secara alami juga punya potensi menyebabkan polusi.
Ibu Ana menyebutnya sebagai polusi primer atau pencemaran yang terjadi karena dihasilkannya senyawa atau gas berbahaya secara alami.
Misalnya seperti pada tanaman penghasil zat terpentin yang ditemukan dalam getah pohon pinus yang dalam jumlah besar bisa berubah jadi racun dan mencemari lingkungan.
Selain itu, ada juga senyawa organik mudah menguap (Volatile Organic Compounds) yang menjadikan cat dinding bisa punya aroma yang menyengat.
Kedua senyawa itu disebut bisa menyebabkan pembentukan Ozon (O3) di permukaan Bumi yang bersifat polutan.
Tanaman juga bisa menghasilkan senyawa kimia yang memicu polusi udara seperti isoprene, monoterpenes, dan sesquiterpenes.
Ketiga senyawa kimia itu akan bereaksi ketika bertemu dengan Nitrogen Oksida (NOx) dari kendaraan bermotor menghasilkan ozon hingga partikel debu yang membahayakan kesehatan kita.
Baca Juga: Bisa Mengubah Warna Langit, Ini Tanda-Tanda Polusi Udara di Lingkungan
Efek Polusi Bagi Kesehatan Tubuh
Ketika melihat efek polusi bagi kesehatan manusia, ada dua jenis fokus yang harus diperhatikan yaitu efek jangka pendek dan jangka panjang, teman-teman.
Efek jangka pendek dari polusi bisa mempengaruhi kesehatan saluran pernapasan hingga kulit kita.
Polusi udara yang parah bisa menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, pneumonia, hingga alergi kulit (muncul gatal hingga ruam).
Sedangkan efek jangka panjang yang disebabkan oleh kandungan zat-zat polutan yang beracun itu bisa mempengaruhi kesehatan organ tubuh, saraf, hingga jadi penyebab kanker paru-paru.
Setelah mengikuti uraian tentang polusi udara di atas, teman-teman sekarang tahu bahwa polusi itu fenomena yang sangat dekat dalam keseharian kita.
Disadari atau tidak, kita adalah orang yang terdampak dari polusi yang terjadi di sekitar kita.
Ingatlah untuk menjaga kesehatan dengan perkuat imunitas tubuh dan menggunakan masker ketika kualitas udara di sekitar kita sedang kurang baik, ya, teman-teman!
----
Kuis! |
Kenapa mobilitas penduduk yang tinggi di perkotaan bisa meningkatkan polusi udara? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com,Wawancara,Klikdokter |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR