Bobo.id - Apakah teman-teman tahu apa pusat tata surya kita? Yap, pusat tata surya kita adalah Matahari.
Delapan planet yang mendiami tata surya, termasuk Bumi, mengelilingi Matahari dalam jalur orbitnya.
Planet-planet yang tidak berhenti mengitari Matahari ini menandakan bahwa gaya gravitasi Matahari sangat besar.
Besar gaya gravitasi berbanding lurus dengan ukuran dan massa, tapi berbanding terbalik dengan jarak.
Ini artinya, makin besar ukuran dan massa suatu benda, maka makin besar juga gaya gravitasi yang muncul.
Namun, semakin jauh jarak benda tersebut, maka gaya gravitasi yang terasa akan semakin lemah.
Ukuran Matahari Sangat Besar
Alasan utama mengapa Matahari memiliki gaya gravitasi yang sangat besar adalah karena ukurannya juga besar.
Matahari adalah benda paling masif di tata surya yang menyumbang 98 persen keseluruhan massa tata surya.
Bahkan, Matahari lebih berat 333.000 kali dari Bumi dan 1.048 kali daripada planet terbesar di tata surya.
Dengan ukuran dan massa yang sangat besar itu, Matahari memiliki gaya gravitasi yang sangat besar.
Baca Juga: Dikhawatirkan Meningkatkan Pemanasan Global, Apa Kelebihan dan Kekurangan Panel Surya?
Percepatan gravitasi Matahari mencapai 274 m per sekon kuadrat. Padahal Bumi hanya 9,78 m per sekon.
Ini mengartikan bahwa gaya gravitasi Matahari 28 kali lebih besar daripada gaya gravitasi Bumi. Wow!
Hal inilah yang kemudian membuat suatu benda akan terasa jauh lebih berat di Matahari, teman-teman.
Misalnya, berat benda di Bumi adalah 10 kilogram. Di Matahari, benda itu bisa memiliki berat 280 kilogram.
Lewat gaya gravitasi yang sangat besar, Matahari sebagai objek antariksa ini mampu satukan tata surya.
Gaya gravitasi Matahari menahan delapan planet, asteroid, dan semua benda angkasa tetap di tata surya.
Namun seperti disebutkan sebelumnya, besarnya gaya gravitasi Matahari tak terasa sama di semua planet.
Makin dekat benda dengan Matahari, makin besar pula gravitasi yang dirasakan. Begitu pula sebaliknya.
Contohnya, gaya gravitasi Matahari terasa lebih kuat di Merkurius dan jauh lebih lemah di Uranus.
Bumi Tak Pernah Jatuh ke Matahari
Matahari memiliki diameter sekitar 1.392.000 km, sementara itu diameter Bumi 'hanya' 12.742 km.
Baca Juga: Padahal Tidak Bisa Hasilkan Cahaya, Kenapa Komet Bisa Tampak Bersinar?
Bumi selalu ditarik oleh gravitasi Matahari, tapi kenapa Bumi tidak pernah jatuh ke dalam Matahari, ya?
Ketika Matahari gagal menarik Bumi terjadilah peristiwa orbit, sehingga Bumi mengitari orbit Matahari.
Bersumber dari Info Astronomy, gravitasi Matahari yang kuat bisa menarik Bumi ke dalam orbitnya.
Gaya tarik menarik antara Bumi dan Matahari hasilkan gaya sentripental dan sentrifugal. Apa itu?
Gaya sentripental sendiri merupakan gaya yang membuat sebuah objek untuk bergerak secara melingkar.
Gaya sentrifugal adalah efek yang muncul ketika objek dengan gerak melingkar dan menjauhi pusat putaran.
Kedua gaya ini membuat Bumi bergerak mengelilingi Matahari dengan kecepatan yang tetap.
Ini sangat penting, sebab jika kecepatannya berubah, maka Bumi akan berubah geraknya pada Matahari.
Kalau makin cepat, Bumi bergerak meninggalkan Matahari. Kalau berkurang, Bumi akan jatuh ke Matahari.
Selama gerak terjadi, Bumi akan mengorbit pada Matahari karena gaya gravitasi Matahari yang lebih besar.
Nah, itulah alasan mengapa gaya gravitasi di Matahari bisa sangat besar. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Berputar Sangat Cepat, Sudah Berapa Kali Bumi Mengelilingi Matahari?
----
Kuis! |
Berapa berat Matahari jika dibandingkan dengan Bumi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR