Bobo.id - Ada banyak jenis transportasi darat, salah satunya kereta. Apa teman-teman suka naik kereta?
Berbeda dari bus, mobil, atau motor yang bisa bebas berjalan di jalan raya, kereta punya jalur tersendiri.
Jalur itu hanya bisa dilewati oleh kereta, kendaraan lain tak bisa melewatinya. Itulah yang sering disebut rel.
Ketika naik kereta, kita akan melihat kalau di sekitar rel kereta ada banyak batu kerikil atau batu kecil.
Dalam kereta api, batu kerikil itu disebut dengan ballast. Kita bisa melihatnya di sepanjang rel kereta, lo.
Hmm, kira-kira kenapa ya ada banyak batu kerikil di sekitar rel kereta? Apa fungsinya? Cari tahu, yuk!
1. Bantalan Pemberat Rel
Batu kerikil di sepanjang rel kereta berfungsi sebagai bantalan pemberat rel agar tetap stabil berada di tempatnya.
Rel kereta api terdiri dari dua besi panjang yang sejajar dengan deretan potongan kayu di tengahnya.
Batu kerikil di rel akan menahan jejeran kayu agar tetap berada di tempatnya agar kereta bisa berjalan stabil.
Dengan batu kerikil atau ballast, maka rel kereta bisa menopang bobot kereta yang capai 882 ton dengan aman.
Baca Juga: Mengenal Berbagai Manfaat Alat Transportasi Umum, Materi Kelas 3 SD
2. Menyerap Getaran dan Guncangan
Dari antara transportasi darat lainnya, kereta api ternyata memiliki tingkat getaran dan guncangan tinggi.
Ini karena laju kereta api memang lebih tinggi dari lainnya. Kereta cepat bisa capai 351 kilometer per jam!
Padahal, kecepatan rata-rata mobil yang sedang melaju di jalan tol hanya sekitar 60-120 km per jam.
Batu kerikil di sekitar rel ini bisa menyerap dan mengurangi getaran yang dihasilkan oleh kereta api.
Dengan begitu, perjalanan kereta api bisa lebih mulus dan meredam dampak getaran pada struktur sekitarnya.
3. Menambah Tinggi Rel Kereta Api
Dengan batu kerikil, kita bisa melihat kalau rel kereta api lebih tinggi daripada jalanan di sekitarnya.
Yap, batuan kerikil atau ballast memang memiliki fungsi sebagai instrumen penambah tinggi rel kereta api.
Hal ini penting agar rel kereta api tidak terendam oleh air ketika sedang hujan lebat hingga timbulkan banjir.
Ini artinya, kereta tetap bisa melintas walaupun sedang melintas. Perjalanan pun bisa dibilang cukup aman.
Baca Juga: Mengenal 5 Alat Transportasi dan Jenis-jenisnya, Materi Kelas 3 SD
Batu kerikil di kereta api juga berfungsi menahan dan memperlancar aliran air yang melewati rel kereta api.
Batu kerikil yang menghambat aliran air bisa mencegah terjadinya pengikisan tanah yang terjadi di sekitar.
Kalau sampai terjadi pengikisan tanah di sekitar rel, tentu berbahaya karena bisa timbulkan kecelakaan.
4. Mencegah Tanaman Liar
Tanah yang dibiarkan begitu saja di pinggir jalan, tak jarang ditumbuhi oleh berbagai tanaman liar, teman-teman.
Nah, batu kerikil ini bisa mencegah tumbuhnya tanaman liar yang bisa mengganggu perjalanan kereta.
Dengan batu kerikil, cahaya Matahari tak bisa menyinari tanah bawah rel dan cegah tumbuhnya tanaman liar.
Sebab, tanaman liar bisa membuat tanah di sekitar rel jadi gembur. Akibatnya, tanah menjadi tidak stabil.
Tanah yang tak stabil membuat kereta berjalan dengan tidak stabil sehingga bisa menyebabkan kecelakaan.
Karena fungsi pentingnya, batu kerikil di rel kereta api dilakukan perawatan. Bagaimana caranya, Bo?
Untuk perawatannya, dilakukan secara berkala dengan membersihkan batu kerikil dari lumpur dan debu.
Perawatan ini diperlukan untuk menjaga kerapatan batuan. Jika perlu, batu itu diganti dengan yang baru.
Baca Juga: Menemukan Kata Baru dari Teks Bacaan 'Perjalanan dengan Kereta', Materi Kelas 3 SD
----
Kuis! |
Apa sebutan lain dari batu kerikil di sekitar rel kereta? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR