Bobo.id - Beberapa hari ini teman-teman pasti sering melihat hujan deras muncul sedari pagi hingga malam hari.
Ternyata cuaca ekstrem berupa hujan deras ini terjadi akibat adanya fenomena alam yang disebut Madden Julian Oscillation atau disingkat MJO.
Tahukah teman-teman apa fenomena alam Madden Julian Oscillation atau MJO?
Kali ini, kita akan belajar tentang fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia yaitu MJO.
Bahkan akibat adanya MJO Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau pada masyarakat untuk selalu waspada pada cuaca ekstrem, lo.
Selain hujan lebar, gelombang tinggi juga bisa muncul akibat adanya MJO.
Agar tidak bingung kenapa MJO bisa sebabkan cuaca ekstrem, mari simak penjelasan berikut.
Menurut BMKG, Madden Julian Oscillation atau MJO adalah aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis.
Fenomena ini dapat dikenali dengan adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik.
Aktivitas ini tidak selalu muncul setiap hari, namun hanya setiap 30 hingga 40 hari.
Sedangkan menurut abc.net, MJO dijelaskan sebagai area keruh dan badai yang luas yang bergerak di sekitar daerah tropis dari Samudra Hindia.
Baca Juga: Apakah Fenomena Siklon Tropis Hanya Terjadi di Negara Beriklim Tropis?
Fenomena ini biasa bergerak ke timur dengan kecepatan sekitar lima meter per detik.
Dengan kecepatan itu, fenomena ini bisa menghabiskan lima hari di setiap lokasi saat mulai bergerak.
MJO yang terbentuk di Samudra Hindia akan membutuhkan waktu bergerak antara 30 hingga 60 hari,
Gerakan dari MJO akan melalui Benua Maritim, yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Papua Nugini, hingga di Pasifik yaitu Amerika Selatan.
Madden Julian Oscillation atau MJO muncul dari Samudra Hindia yang akan berakibat hujan deras pada daerah yang dilalui.
MJO akan bergerak ke timur dan masuk ke kepulauan Indonesia dari daerah Sumatra Barat dan terus bergerak ke timur.
Fenomena alam ini bukan hanya terjadi pada musim hujan, tapi juga bisa muncul pada musim kemarau.
Saat muncul pada musim hujan, gerakan MJO akan lebih ke arah selatan atau melalui bumi bagian Selatan.
Sedangkan saat musim kemarau, gerakan MJO akan lebih ke utara atau bumi bagian utara.
Untuk lebih jelasnya ada delapan fase MJO yang akan terjadi.
Dikutip dari Met Office, fase pertama ini merupakan peningkatan konveksi atau curah hujan di atas Samudra Hindia bagian barat.
Baca Juga: Kenapa Fenomena Tempat Terpanas di Dunia Terjadi di Death Valley?
Kemudian fase kedua dan ketiga terjadi dengan peningkatan curah hujan yang bergerak ke arah timur.
Pada fase ini, curah hujan akan melalui Afrika, Samudra Hindia dan sebagian India.
Lalu fase keempat dan kelima, curah hujan mencapai Benua Maritim yang Indonesia masuk di dalamnya dan juga Pasifik barat atau Amerika Selatan.
Sedangkan Fase enam, tujuh, dan delapan merupakan saat curah hujan bergerak lebih jauh ke timur di atas Pasifik barat hingga akhirnya mati di Pasifik tengah.
Setelah fase kedelapan selesai maka MJO akan muncul kembali dari fase awal.
Dari penjelasan tersebut, MJO melalui banyak negara sehingga mempengaruhi cuaca di hampir seluruh dunia.
Hal itu terjadi karena selama delapan fase itu, MJO juga menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi siklon tropis yang sebabkan hujan.
Selain itu, curah hujan dari MJO juga membuat musim Monsun di seluruh dunia muncul yang merupakan munculnya cuaca hujan.
Nah, itu beberapa penjelasan tentang MJO yang merupakan fenomena alam sebabkan cuaca ekstrem di beberapa tempat termasuk Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Gunung Erebus, Fenomena Alam Gunung Berapi Aktif di Antarktika
----
Kuis! |
Apa kepanjangan dari MJO? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | BMKG,abc.net,Met Office |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR