Bobo.ID – Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, sering kali sekolah hanya berfokus pada peningkatan kegiatan akademis. Padahal, banyak aspek di luar itu yang perlu menjadi perhatian. Salah satunya, kesehatan anak didik.
Menurut data yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan dan UNICEF, dalam beberapa tahun terakhir, anak-anak usia sekolah di Indonesia mengalami berbagai masalah kesehatan, mulai dari stunting, obesitas, hingga gangguan kesehatan mental.
Data tersebut juga menemukan, banyak anak usia sekolah yang menjalani gaya hidup kurang sehat, seperti jarang melakukan aktivitas fisik, kurang minum, tidak pernah sarapan, serta sering mengonsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan.
Memahami hal tersebut, AIA bersama Majalah Bobo mengajak para guru menciptakan langkah perubahan untuk meningkatkan kesehatan anak didik lewat Kompetisi AIA Healthiest Schools.
Kompetisi ini merupakan bagian dari Program AIA Healthiest Schools yang mendukung kampanye Sekolah Sehat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Head of Brand and Sponsorship AIA Indonesia Gandis Mahatmi menjelaskan, program AIA Healthiest School juga dijalankan di lima negara lainnya selain Indonesia, yaitu Australia, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Hong Kong.
Gandis mencontohkan proyek inisiatif proyek yang dilakukan oleh sekolah asal Vietnam yang menjadi salah satu pemenang Kompetisi AIA Healthiest Schools pada 2023.
“Sekolah tersebut punya masalah, dimana banyak siswa yang memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat. Terlalu banyak konsumsi makanan siap saji dan kurang makan sayuran, jadi gizi tidak seimbang,” jelas Gandis.
Seperti diketahui, pola makan yang tidak sehat dapat mengganggu produktivitas siswa di sekolah. Usai ditelusuri, anak didik di sekolah tersebut adalah kebiasaan konsumsi makanan siap saji dan makanan dengan gizi kurang seimbang.
“Dibantu oleh materi pembelajaran dari program AIA Healthiest School, sekolah tersebut membuat proyek ‘Eat Healthy, Live Green’. Mereka perbaiki menu makanan di kantin, mensosialisasikan makan sehat dengan gizi seimbang, hingga membangun kebun sayur yang hasilnya dimakan sendiri oleh siswa di sana,” jelas Gandis.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR