Bobo.id - Setiap perayaan pasti punya makanan khas, tak terkecuali saat perayaan tahun baru Imlek.
Salah satu makanan khas yang istimewa dan selalu ada saat perayaan Imlek adalah kue keranjang.
Umumnya, kue ini berbentuk bulat dan dilapisi plastik dengan stiker berwarna merah di atas kuenya.
Kue ini terbuat dari campuran tepung beras ketan. Di negeri asalnya, kue manis ini dikenal dengan Nian Gao.
Kue ini sudah ada selama ribuan tahun. Ia sudah ada sejak Tiongkok masih terpecah jadi beberapa kerajaan.
Lalu, mengapa kue keranjang selalu ada saat perayaan Imlek? Bagaimana asal usulnya? Cari tahu, yuk!
Sejarah Kue Keranjang
Sekitar tahun 722 - 481 SM, negara Tiongkok masih terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil, teman-teman.
Kala itu, terjadi perang. Untuk melindungi wilayahnya dari serangan, seorang raja membangun dinding kokoh.
Tidak dibangun seutuhnya dengan semen, dinding kokoh itu dibuat dengan batu-bata khusus dari tepung beras ketan.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat menggali lubang di bawah dinding jika keadaan memburuk.
Baca Juga: 4 Cara Menyimpan Kue Keranjang Agar Tetap Kenyal dan Tidak Berjamur
Ketika wabah kelaparan melanda saat sedang perang, banyak orang terutama prajurit mengikuti saran itu.
Yap, mereka menemukan sesuatu yang bisa dimakan. Itu adalah Nian Gao yang pertama kali ditemukan.
Nian Gao yang diletakkan di bawah dinding itu menjadi penyelamat bagi banyak orang yang kelaparan saat itu.
Sejak saat itu, setiap tahunnya, orang-orang mulai membuat Nian Gao sebagai sebuah tanda penghormatan.
Seiring berjalannya waktu, Nian Gao berkembang menjadi apa yang kita kenal sebagai kue keranjang sekarang.
Jadi Makanan Wajib saat Imlek
Hingga kini, kue keranjang masih dijadikan sebagai makanan khas untuk merayakan perayaan Imlek.
Yap, makan kue keranjang pada perayaan Imlek memang memiliki makna positif yang diyakini turun temurun.
Kue keranjang jadi simbol pendapatan dan jabatan yang meningkat serta perkembangan baik anak-anak.
Bentuk kue keranjang yang bulat melambangkan hubungan persaudaraan yang erat dan tanpa batas, lo.
Rasa kue keranjang yang manis melambangkan harapan agar selalu keluar tutur kata baik saat mulut berucap.
Baca Juga: Mengapa Orang Tionghoa Makan Kue Keranjang saat Perayaan Imlek?
Adapun kue keranjang yang lengket bermakna upaya sekuat mungkin agar keluarga tidak terpisahkan.
Selain itu, kue keranjang menjadi penanda bahwa tahun itu akan jadi tahun yang lebih baik dari sebelumnya.
Keyakinan ini membuat masyarakat meyakini bahwa makan kue keranjang bisa membawa nasib yang baik.
Di negeri asalnya, ada kebiasaan untuk menyantap kue keranjang terlebih dahulu saat Imlek untuk keberuntungan.
Setelah makan kue keranjang, barulah mereka makan makanan lainnya seperti nasi dan makanan lainnya.
Akulturasi Budaya Indonesia
Meskipun berasal dari Tiongkok, ternyata kue keranjang sudah menjadi akulturasi budaya Indonesia, teman-teman.
Kue ini bisa diolah kembali sesuai dengan selera. Misalnya menjadi camilan manis dengan dicampur tepung.
Kue keranjang juga bisa diolah kembali dengan ubi ungu dan biji wijen yang menjadi isian roti goreng.
Selain itu, ada kudapan asli Indonesia yang dipengaruhi budaya Tionghoa, seperti jenang, dodol, dan wajik.
Nah, itulah alasan mengapa kue keranjang dijadikan sebagai makanan khas Imlek. Semoga bermanfaat, ya.
Baca Juga: Bukan Hanya Manis, Kue Keranjang di Tiongkok Juga Dimasak Dengan Lauk
----
Kuis! |
Apa nama lain dari kue keranjang? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR