Namun, pada masa orde baru, masyarakat tidak diperbolehkan menyampaikan pendapat dan kritikannya tentang pemerintah.
Pada masa pemerintahan orde baru, Indonesia mengalami krisis ekonomi atau krisis moneter pada akhir tahun 1990-an.
Akibat dari krisis ekonomi ini, tingkat pengangguran meningkat, harga kebutuhan pokok naik, penurunan nilai rupiah, banyak perusahaan bangkrut, dan demonstrasi.
Bersumber dari Kompas.id, pada 4 Mei 1998, pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang memicu kenaikan harga barang lain.
Sehari setelahnya, 5 Mei 1998, mahasiswa dari berbagai kota mengadakan aksi unjuk rasa guna memprotes kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Kondisi demonstrasi semakin rusuh akibat tragedi Trisakti, hingga para demonstran melakukan aksi perusakan dan pembakaran di sebagian wilayah Jakarta.
Peristiwa Trisakti adalah bentuk demonstrasi besar-besaran untuk menentang pemerintahan orde baru, berlangsung pada 12 Mei 1998.
Tujuan demonstrasi yang berawal dari aksi protes kemudian bertujuan menuntut Soeharto segera mengundurkan diri dari jabatan Presiden.
Protes masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto semakin rusuh sejak 13 Mei 1998.
Hingga 14 Mei 1998, pembakaran, perusakan, dan penjarahan toko mulai dilakukan kelompok massa. Kerusuhan meluas hingga daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan daerah di sekitarnya.
Sejak 18 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, sejumlah delegasi mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi serta delegasi masyarakat mulai memasuki Gedung DPR.
Baca Juga: 4 Faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya Supersemar, Materi Sejarah
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR