Bobo.id - Indonesia pernah mengalami pemerintahan yang disebut orde lama dan orde baru.
Orde Lama merupakan masa pemerintahan di Indonesia setelah kemerdekaan, dipimpin oleh Presiden Soekarno, dan berlangsung dari tahun 1945 sampai 1966.
Sementara, masa Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto dimulai dari 1966 hingga 1998.
Kemunculan orde baru ditandai dengan terbentuknya Tri Tuntutan Rakyat (TRITURA) yang terdiri dari pembubaran PKI, perombakan kabinet Dwikora, dan penurunan harga.
Masa orde baru berakhir ketika Soeharto lengser dari jabatannya sebagai Presiden, yang sebelumnya sudah diawali dengan beberapa peristiwa.
Pada pelajaran PPKN kali ini, kita akan belajar menyebutkan peristiwa yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan orde baru.
Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan di atas dari penjelasan berikut!
Berikut ini beberapa contoh peristiwa yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan orde baru.
Pada masa pemerintahan orde baru, banyak terjadi tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Kolusi adalah kerja sama rahasia untuk maksud tidak terpuji; persekongkolan.
Baca Juga: Dampak Negatif Peristiwa Reformasi bagi Bangsa Indonesia, Materi Sejarah
Sedangkan nepotisme adalah tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan.
Pada masa orde baru, tindak KKN ditandai dengan banyaknya jumlah partai politik, pemegang suara terbanyak pada kursi pemerintahan didominasi satu partai, keluarga pejabat duduk di kursi pemerintahan.
Pemilu tahun 1997 adalah pemilu keenam selama masa pemerintahan orde baru, yang menjadi peristiwa penting penyebab jatuhnya orde baru.
Pada masa itu, aturan masa jabatan Presiden masih dengan ketentuan boleh dipilih kembali tanpa batasan masa jabatan.
Maka dari itu, saat hasil pemilu 1997 keluar, salah satu partai menang dengan perolehan suara yang sangat unggul.
Namun, hasil tersebut diperoleh dengan cara yang tidak menganut prinsip pemilu, sehingga terjadi protes besar-besaran terhadap pemerintah dan tindak KKN.
Pada masa Orde Baru, kebebasan pers atau penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, dan radio dibatasi.
Berbagai surat kabar dan majalah yang menyinggung bisnis dan kasus pelanggaran hukum diberedel atau dicabut peredarannya.
Ini tidak sejalan dengan nilai Pancasila pada sila kedua dan kelima.
Oleh karena itu, tindak pembatasan kebebasan berpendapat merupakan bentuk penyimpangan Pancasila.
Kebebasan menyampaikan pendapat merupakan contoh hak asasi manusia yang wajib dipenuhi oleh pemerintah.
Baca Juga: Kebijakan Pembangunan Orde Baru di Berbagai Bidang, Materi Sejarah
Namun, pada masa orde baru, masyarakat tidak diperbolehkan menyampaikan pendapat dan kritikannya tentang pemerintah.
Pada masa pemerintahan orde baru, Indonesia mengalami krisis ekonomi atau krisis moneter pada akhir tahun 1990-an.
Akibat dari krisis ekonomi ini, tingkat pengangguran meningkat, harga kebutuhan pokok naik, penurunan nilai rupiah, banyak perusahaan bangkrut, dan demonstrasi.
Bersumber dari Kompas.id, pada 4 Mei 1998, pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang memicu kenaikan harga barang lain.
Sehari setelahnya, 5 Mei 1998, mahasiswa dari berbagai kota mengadakan aksi unjuk rasa guna memprotes kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik.
Kondisi demonstrasi semakin rusuh akibat tragedi Trisakti, hingga para demonstran melakukan aksi perusakan dan pembakaran di sebagian wilayah Jakarta.
Peristiwa Trisakti adalah bentuk demonstrasi besar-besaran untuk menentang pemerintahan orde baru, berlangsung pada 12 Mei 1998.
Tujuan demonstrasi yang berawal dari aksi protes kemudian bertujuan menuntut Soeharto segera mengundurkan diri dari jabatan Presiden.
Protes masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto semakin rusuh sejak 13 Mei 1998.
Hingga 14 Mei 1998, pembakaran, perusakan, dan penjarahan toko mulai dilakukan kelompok massa. Kerusuhan meluas hingga daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan daerah di sekitarnya.
Sejak 18 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, sejumlah delegasi mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi serta delegasi masyarakat mulai memasuki Gedung DPR.
Baca Juga: 4 Faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya Supersemar, Materi Sejarah
Pukul 11.00 WIB, gelombang mahasiswa yang mendatangi Gedung DPR sudah mencapai ribuan.
Ribuan mahasiswa tersebut menuntut MPR untuk melakukan sidang istimewa guna mencabut mandat MPR terhadap Presiden Soeharto.
Pukul 15.20 WIB, Ketua DPR/MPR Harmoko mengumumkan hasil rapat yang meminta Presiden Soeharto secara arif dan bijaksana untuk mengundurkan diri.
Akhirnya, pada 21 Mei 1998 pukul 9.00 WIB, Presiden Soeharto berpidato mengumumkan berhenti dari jabatan Presiden.
----
Kuis! |
Kapan pemerintahan orde baru dimulai? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR