Golongan tua lebih memilih untuk menunggu karena proses persiapan kemerdekaan yang dijanjikan Jepang sudah mulai dijalankan dengan dibentuknya BPUPKI dan PPKI.
Dengan perbedaan pandangan itu terjadilah ketegangan hingga membuat golongan muda mengambil tindakan.
Golongan mudah merasa kekosongan pemerintahan akan menjadi saat yang tepat untuk menyatakan diri sebagai negara merdeka.
Karena itu, golongan muda terus berusaha membujuk para golongan tua untuk bisa bersama-sama menyampaikan Proklamasi Kemerdekaan.
Para golongan muda pun berusaha menekan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai tokoh penting golongan tua untuk segera menyampaikan proklamasi secepat mungkin.
Penolakan pun terjadi akibat pemikiran golongan tua yang perlu membahas masalah proklamasi dengan seluruh anggota PPKI.
Mereka berpendapat kalau bekerja sama dengan Jepang, maka kemerdekaan yang didapat bisa dengan jalur damai tanpa peperangan.
Pemikiran itu justru membuat golongan muda semakin merasa tidak nyaman karena PPKI dianggap sebagai organisasi yang tidak tepat untuk menjadi media penyampaian kemerdekaan.
Para golongan muda menilai PPKI adalah badan bentukan Jepang dan tidak layak untuk ikut campur dalam proses kemerdekaan.
Golongan muda ingin kemerdekaan didapat dari kekuatan sendiri tanpa ada campur tangan Jepang sebagai penjajah.
Hasil dari perbedaan pendapat itu, maka terjadilah Peristiwa Rengasdengklok.
Baca Juga: 15 Contoh Perwujudan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia, Materi PPKn
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR