Tak hanya itu, kata konkret juga diketahui mampu mewakili maksud yang ingin disampaikan oleh penyair.
Misalnya, pemilihan kata "api" dalam sebuah puisi. Kata itu bisa mewakili ungkapan kemarahan atau kebencian.
Selain itu, kata "salju" yang putih dan dingin bisa menyampaikan makna kias tentang kesucian dan kehampaan.
Contoh lainnya adalah kata "rawa-rawa" yang melambangkan tempat hidup, bumi, dan kehidupan yang kotor.
Penyair menggunakan jenis kata ini agar pesan yang ditulis dalam karyanya bisa sampai kepada pembaca.
Penggunaan kata konkret diperlukan agar pembaca dan pendengar bisa membaca pesan tersirat dalam puisi.
Kesimpulannya, pengonkretan kata ini berhubungan erat dengan pengimajian, pelambangan, dan pengiasan.
Untuk makin memahami tentang kata konkret, coba perhatikan puisi berjudul 'Hujan Bulan Juni'
Karya: Sapardi Joko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Baca Juga: 15 Contoh Majas Hiperbola untuk Membuat Puisi, Materi Bahasa Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR