Bobo.id - Pada materi Bahasa Indonesia kelas X SMA, kita akan belajar tentang unsur yang membangun sebuah puisi.
Puisi adalah karya sastra yang gaya bahasanya ditentukan oleh irama, rima, dan penyusunan larik serta bait.
Umumnya, puisi diciptakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan penulis puisi atau biasa disebut penyair.
Dalam menulis puisi, penyair harus memerhatikan unsur pembangun puisi. Ada unsur fisik dan juga unsur batin.
Kedua unsur itu saling melengkapi dan berkontribusi membentuk keseluruhan makna dan estetika sebuah puisi.
Unsur batin dan fisik puisi itu meliputi majas, imaji atau pencitraan, kata konkret, tema, rasa, nada, hingga amanat.
Nah, kali ini, kita akan belajar lebih banyak tentang kata konkret sebagai unsur pembangun puisi. Simak, yuk!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konkret bisa diartikan sebagai sesuatu yang nyata dan benar adanya.
Dalam puisi, kata konkret berarti kata yang mewakili makna wujud, fisik, nyata, dan yang sesuai dengan puisinya.
Yap, kata konkret yang digunakan dalam puisi bertujuan untuk menggambarkan keadaan yang nyata.
Ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dimaksud untuk bangkitkan imajinasi pembaca atau pendengar.
Baca Juga: Menganalisis Jenis Imaji dalam Puisi 'Ibu', Materi Bahasa Indonesia
Tak hanya itu, kata konkret juga diketahui mampu mewakili maksud yang ingin disampaikan oleh penyair.
Misalnya, pemilihan kata "api" dalam sebuah puisi. Kata itu bisa mewakili ungkapan kemarahan atau kebencian.
Selain itu, kata "salju" yang putih dan dingin bisa menyampaikan makna kias tentang kesucian dan kehampaan.
Contoh lainnya adalah kata "rawa-rawa" yang melambangkan tempat hidup, bumi, dan kehidupan yang kotor.
Penyair menggunakan jenis kata ini agar pesan yang ditulis dalam karyanya bisa sampai kepada pembaca.
Penggunaan kata konkret diperlukan agar pembaca dan pendengar bisa membaca pesan tersirat dalam puisi.
Kesimpulannya, pengonkretan kata ini berhubungan erat dengan pengimajian, pelambangan, dan pengiasan.
Untuk makin memahami tentang kata konkret, coba perhatikan puisi berjudul 'Hujan Bulan Juni'
Karya: Sapardi Joko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Baca Juga: 15 Contoh Majas Hiperbola untuk Membuat Puisi, Materi Bahasa Indonesia
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Sebagai informasi, kata konkret ini sangat berhubungan erat dengan diksi atau pemilihan kata dalam puisi.
Baca Juga: 4 Unsur Batin yang Membangun Sebuah Puisi, Materi Bahasa Indonesia
Setelah membaca puisi 'Hujan Bulan Juni' karya Sapardi Joko Damono, kata konkret di dalamnya meliputi:
1. Hujan, diartikan sebagai manusia yang terjatuh.
2. Jalan, diartikan sebagai kehidupan.
3. Pohon, diartikan sebagai sesuatu yang dirindu dan berbunga (indah).
4. Akar, diartikan sebagai perasaan, jiwa, dan pikiran.
5. Bunga, diartikan sebagai perempuan.
Nah, itulah penjelasan tentang kata konkret dalam puisi dan contohnya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat!
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan puisi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR