Menurut Steve Wilson, seorang psikolog dan terapis tertawa, semua orang bisa tertawa termasuk bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran sejak lahir.
Faktanya, tertawa ternyata tidak diatur oleh kesadaran otak, namun melibatkan banyak bagian otak.
Menurut howstuffworks.com, seorang peneliti pernah menelusuri aktivitas gelombang otak saat merespons lelucon.
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa otak manusia ternyata menghasilkan pola listrik teratur saat tertawa dan merespons lelucon.
Gelombang listrik itu bergerak melalui korteks serebral, bagian terbesar otak manusia.
Nah, jika gelombang listrik itu bermuatan negatif, maka kita akan tertawa. Jika muatannya negatif, maka kita tidak merespons lelucon dengan tertawa.
Bagian Otak yang Berperan
Dari penelitian yang dilakukan, ada beberapa bagian otak yang berperan menghasilkan tawa, yaitu sebagai berikut.
- Sisi kiri korteks otak atau lapisan sel yang menutupi seluruh permukaan otak depan, berperan mengenali kata-kata dan struktur lelucon.
- Lobus frontal besar otak, berperan dalam respons sosial emosional.
- Belahan otak kanan, menyelidiki kata atau bagian dari lelucon yang membuat kita tertawa.
Baca Juga: Mengapa Ada Orang yang Berlari Sangat Cepat? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR