Bobo.id - Selama tinggal di Bumi, kita mengalami dua fase terang dan gelap atau siang dan juga malam.
Di siang hari, kita melihat Matahari yang sangat terang. Sementara di malam hari, kita bisa melihat Bulan.
Baik Matahari maupun Bulan seperti tidak pernah muncul bersamaan di waktu yang sama di langit Bumi.
Yap, keduanya memiliki waktu terbit masing-masing. Mereka seperti punya shift dalam menyinari Bumi.
Hmm, kira-kira kenapa Matahari dan Bulan selalu terbit di waktu yang berbeda, ya? Kita cari tahu, yuk!
Bulan dan Matahari Bisa Terbit Bersama
Meski terlihat selalu berseberangan, sebenarnya Matahari dan Bulan bisa terbit bersama setiap 29,53 hari, kok.
Namun saat itu, kita tidak bisa melihat Bulan karena sisi yang tidak disinari Matahari sedang menghadap Bumi.
Hanya saat gerhana Matahari total, cincin, atau parsial saja kita bisa melihat Matahari dan Bulan bersama.
Pada saat itu, Bulan akan muncul sebagai siluet, menghalangi Matahari dalam pandangan dari Bumi.
Nah, selain saat fase Bulan Baru dan gerhana, Matahari dan Bulan tidak akan terbit bersamaan lagi, nih.
Baca Juga: Terlibat Seperti Lubang, Kenapa Bulan Bisa Punya Banyak Kawah?
Bersumber dari Info Astronomy, satelit alami kita ini selalu telat terbit sekitar 50 menit setiap harinya, lo.
Sebab, Bulan mengorbit Bumi. Hal ini bikin sudut yang dibentuk Matahari, Bumi, dan Bulan selalu berubah.
Namun, bukan hanya gerakan Bulan dalam mengelilingi Bumi saja yang bikin perubahan waktu terbitnya Bulan.
Rotasi Bumi yang berputar lebih cepat daripada gerak revolusi Bulan terhadap Bumi juga jadi penyebabnya.
Dari perpaduan antara rotasi Bumi dan revolusi Bulan, Bulan selalu bergerak ke arah timur 13 derajat tiap hari.
Nah, 13 derajat itu setara dengan 50 menit. Jadi, Bulan selalu terlambat terbit sekitar 50 menit tiap harinya.
Bulan Memiliki Fase yang Berbeda
Karena gerak orbit Bulan mengelilingi Bumi, maka setiap harinya, ia juga akan memiliki fase yang berbeda.
Contohnya, saat Matahari dan Bulan terbit bersamaan, sudut yang dibentuk Matahari-Bulan-Bumi adalah 0 derajat.
Seminggu kemudian, posisi Bulan sudah berubah membuat sudut Matahari-Bulan-Bumi menjadi 90 derajat.
Nah, pada saat itu, fase Bulan juga berubah jadi perbani awal dan Bulan tak lagi terbit bersama Matahari.
Baca Juga: Apakah Satelit Alami Milik Planet Lain Juga Memiliki Fase? Ini Faktanya
Selanjutnya, seminggu setelah fase itu, posisi Bulan berubah dan membentuk sudut sekitar 180 derajat.
Pada saat itu, fase Bulan adalah purnama. Di masa itu, Bulan baru akan terbit tepat ketika Matahari terbenam.
Bulan Bisa Muncul di Siang Hari
Apakah teman-teman pernah melihat Bulan yang muncul di siang hari atau saat langit masih terang?
Kenampakan Bulan di langit Bumi adalah selama 12 jam tiap harinya. Yap, dari mulai terbit sampai terbenam.
Karena gerak orbit Bulan mengelilingi Bumi, waktu terbitnya bisa berubah seperti Bobo jelaskan tadi.
Nah, hal itulah yang kadang membuat Bulan bisa terlihat di siang hari saat cahaya Matahari masih ada.
Misalnya, di fase perbani awal Bulan sudah terbit tengah hari. Jadi, jangan heran kalau Bulan terlihat di siang hari.
Selain itu, Bulan bisa muncul di siang hari saat fase perbani akhir atau sekitar tujuh hari setelah purnama.
Di fase ini, Bulan baru terbit saat tengah malam sehingga membuatnya baru berada di atas kepala pukul 6 pagi.
Jangan heran juga kalau Bulan masih terlihat pada pukul 8 pagi. Sebab, Bulan memang belum terbenam.
Nah, itulah alasan mengapa waktu terbit Matahari dan Bulan berbeda. Semoga bisa jawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Ada Gaya Gravitasi, Mengapa Bulan Tidak Jatuh ke Bumi? Ini Penjelasannya
----
Kuis! |
Kapan Matahari dan Bulan terbit bersamaan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR