Bobo.id - Ketika sedang berjalan-jalan di sekitar pantai, tak jarang kita menemukan air laut yang bercahaya.
Tidak, di dalam air itu tidak ada lampu yang berasal dari listrik. Cahaya itu berasal dari makhluk hidup!
Fenomena makhluk hidup yang mampu menghasilkan cahaya sendiri itu biasa disebut dengan bioluminescence.
Keberadaan fenomena ini sering ditemukan di wilayah lautan, tetapi ada pula yang bisa dijumpai di daratan.
Ada sejumlah hewan yang bisa melakukan proses bioluminescence, seperti ubur-ubur, bakteri, dan ikan.
Ingin tahu lebih banyak tentang fenomena bioluminescence ini? Cari tahu fakta uniknya bersama Bobo, yuk!
1. Berasal dari Makhluk Hidup
Sebagai informasi, bioluminescence adalah fenomena cahaya yang diproduksi dan dipancarkan makhluk hidup.
Biasanya, cahaya bioluminescence dipancarkan oleh makhluk hidup vertebrata dan invertevrata di lautan.
Ada juga beberapa mikroorganisme yakni bioluminescent bacteria dan hewan darat seperti kunang-kunang.
Selain itu, ubur-ubur juga bisa memancarkan cahaya dari tubuhnya yang tembus pandang. Warnanya biru.
Baca Juga: Tidak Dilakukan Hewan Laut Lain, Kenapa Paus Sering Disebut 'Bernyanyi'?
2. Bisa Hasilkan Berbagai Warna
Di gambar yang sering beredar di internet, fenomena bioluminescence sering memancarkan cahaya warna biru.
Padahal, sebenarnya fenomena bioluminescence ini bisa hasilkan berbagai warna cantik, apalagi jika dilihat malam hari.
Umumnya, fenomena bioluminescence menghasilkan warna biru-hijau karena panjang gelombang pendek cahaya.
Namun, ada pula beberapa makhluk hidup yang memancarkan warna merah untuk melihat benda laut lainnya.
Selain itu, ada juga makhluk hidup yang menghasilkan bioluminescence dengan dominasi kuning, seperti kunang-kunang.
3. Jadi Sumber Cahaya di Laut Dalam
Rata-rata, fenomena bioluminescence ini memang paling sering dijumpai di lautan dalam, teman-teman.
Bioluminescence bisa dijumpai di seluruh samudera dan jadi satu-satunya sumber cahaya di laut dalam.
Disebutkan bahwa 76% dari seluruh hewan laut bisa mengeluarkan cahaya lewat reaksi kimia di tubuhnya.
Bahkan, bakteri simbiosis saja bisa menghasilkan cahaya pemancar yang sama lewat reaksi kimia pada bakteri itu.
Baca Juga: Benarkah Bintang Laut Bisa Menumbuhkan Lengannya yang Hilang? Ini Faktanya
Banyaknya hewan laut yang melakukan bioluminescence membuat fenomena ini jadi sumber cahaya di laut dalam.
4. Cahaya Tak Menghasilkan Panas
Biasanya, paparan cahaya yang dihasilkan oleh benda tertentu akan munculkan energi panas, seperti pada lampu.
Namun, hal ini tidak berlaku pada proses bioluminescence. Sebab, cahaya yang dihasilkan tak menghasilkan panas.
Bersumber dari National Geographic Society, proses bioluminescence biasa disebut dengan cahaya dingin.
Biasanya, cahaya dingin ini berarti tidak menghasilkan maupun hanya sedikit menghasilkan radiasi termal.
Hampir semua organisme bercahaya di lautan tidak menghasilkan panas sehingga tidak membahayakan.
5. Fungsi Bioluminescence pada Hewan
Pancaran cahaya terang yang dikeluarkan hewan melalui bioluminescence ternyata punya fungsi tersendiri.
Pertama, cahaya itu bisa digunakan untuk menarik perhatian hewan-hewan kecil mangsa sang predator.
Kedua, cahaya mereka yang terang juga bisa untuk menarik perhatian lawan jenis yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Sangat Suka Bermain dan Punya Cara Melihat yang Unik, Ini Fakta Lumba-Lumba
Ketiga, cahaya bioluminescence juga bisa digunakan untuk melindungi hewan tersebut dari pemangsanya.
Biasanya, hewan-hewan ini akan memancarkan cahaya dari tubuhnya dan berkamuflase dengan warna air laut.
Nah, itulah beberapa fakta menarik bioluminescence sebagai cahaya dari makhluk hidup. Semoga bisa bermanfaat!
----
Kuis! |
Apa saja hewan yang bisa memancarkan cahaya sendiri? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,National Geographic |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR