Pada saat itu, masyarakat Korea sebenarnya sudah memiliki bahasa lisan, sedangkan untuk menulis masih menggunakan abjad atau sistem tulisan dari Tiongkok.
Sayangnya, penggunaan tulisan Tiongkok hanya bisa dipelajari oleh keluarga kerajaan dan bangsawan.
Jadilah saat itu, masyarakat di luar golongan tersebut mengalami buta huruf.
Karena kondisi itu, Raja Sejong ingin membuat rakyat lebih makmur dan pada tahun 1443 dibuatlah 24 abjad sederhana.
Abjad itu terdiri dari 14 huruf konsonan dan 10 huruf vokal, yang langsung diajarkan pada masyarakat.
Pada saat itu, huruf yang dibuat disebut dengan Hunminjeongum yang berarti banyak yang tepat untuk orang-orang.
2. Sistem Honorifik yang Rumit
Bahasa Korea memiliki keunikan lain yaitu pada sistem honorifiknya. Honorifik merupakan bentuk pernyataan yang lebih sopan dan halus.
Sistem ini digunakan untuk membedakan kata atau ucapan sopan dan halus yang digunakan untuk menghormati lawan bicara.
Sehingga di Korea, ada kata khusus atau cara bicara khusus yang harus digunakan pada orang tua agar lebih sopan.
Nah, sistem honorifik dalam bahasa Korea ini cukup rumit, karena penggunaan kata kerja dan kosakata akan berbeda sesuai dengan orang yang diajak berkomunikasi.
Baca Juga: Jadi Warisan Dunia UNESCO, Ini 5 Hal Menarik dari Istana Changdeokgung di Korea Selatan
Source | : | britannica.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR