Bobo.id - Puluhan juta tahun yang lalu, menurut teori evolusi, nenek moyang manusia adalah primata berekor.
Yap, manusia memang merupakan anggota subkelompok mamalia yang dikenal dengan primata, teman-teman.
Beberapa primata yang masih ada saat ini, seperti monyet dan lemur masih memiliki ekor sampai sekarang.
Ekor pada hewan itu diketahui berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan membantu beraktivitas.
Berbeda dengan hewan lain, manusia hanya memiliki tulang ekor, tetapi tidak punya ekor. Kenapa bisa begitu?
Manusia Masih Memiliki Ekor
Meski dari segi fisik, manusia tidak sama seperti monyet yang punya ekor, ternyata manusia sebenarnya punya ekor!
Namun, ekor yang ada pada manusia ini hanya akan berkembang pada saat manusia masih di kandungan.
Bersumber dari Kompas.com, ekor ini akan berkembang bersamaan tulang punggung selama di kandungan.
Setelah kandungan berumur 8 minggu, ekor manusia itu tidak lagi berkembang. Yap, ia berhenti tumbuh.
Oleh karena itu, manusia akan lahir dan tumbuh besar dalam keadaan tidak memiliki ekor, teman-teman.
Baca Juga: Menarik, Ternyata Orang Utan Punya Peran Penting bagi Hutan, Apa Saja?
Eitts, tulang yang terbentuk saat ekor tumbuh di kandungan itu masih ada. Itulah alasan mengapa kita punya tulang ekor.
Jadi, manusia sebenarnya masih memiliki sisa evolusi berupa tulang ekor, tetapi tak bisa mengembangkan ekor. Hihi.
Manusia Tidak Membutuhkan Ekor
Bersumber dari Science Focus, alasan utama manusia tidak memiliki ekor karena kita tidak memerlukannya.
Seperti Bobo sebutkan sebelumnya, fungsi utama dari adanya ekor adalah untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Sementara itu, manusia sudah memiliki keseimbangan tubuh yang baik sehingga bisa berdiri tegak tanpa ekor.
Yap, tanpa ekor, manusia bisa berjalan dengan dua kaki, membuat peralatan, berkomunikasi, dan beraktivitas.
Nah, karena manusia bisa melakukan semua itu, adanya ekor tidak lagi memberi peran yang penting bagi manusia.
Oleh sebab itu, ekor nenek moyang manusia perlahan-lahan memendek dan menghilang hingga sekarang.
Kalau punya ekor, ini hanya akan menyulitkan manusia. Sebab, pertumbuhan ekor akan memerlukan energi besar.
Selain itu, ekor juga bisa bikin manusia lebih mudah ditangkap oleh predator, seperti hewan-hewan buas. Hiiii!
Baca Juga: Hari Primata Indonesia Diperingati Tiap 30 Januari, Bagaimana Awal Mulanya?
Adanya Mutasi Genetik Manusia
Bersumber dari Kompas.com, dulu, nenek moyang punya ekor berukuran kecil. Mereka bisa hidup baik di hutan.
Namun, setelah beberapa juta tahun, ekor tersebut perlahan menyusut dan akhirnya menghilang, teman-teman.
Para peneliti menduga kalau satu atau dua mutasi genetik jadi penyebab utama kenapa ekor manusia hilang.
Untuk mencari tahu, para peneliti membandingkan DNA 6 spesies kera tak berekor dan 9 spesies kera berekor.
Tujuan dari penelitian itu adalah untuk menemukan mutasi genetik yang sama antara kera dan juga manusia.
Dari hasil penelitian itu, para peneliti menemukan gen TBXT. Dari penemuan itu, peneliti langsung menelitinya.
Para peneliti melakukan uji coba terhadap tikus yang sebelumnya sudah dimasuki gen TBXT itu, teman-teman.
Hasilnya, beberapa tikus tidak menumbuhkan ekor dan sebagian lagi ada yang tumbuh ekor, tetapi pendek.
Meski begitu, ini bukan satu-satunya alasan. Ada peran gen lain yang bermutasi dan bikin manusia tak punya ekor.
Nah, itulah alasan mengapa manusia tidak memiliki ekor. Semoga informasi ini bisa menjawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Ada Spesies Primata yang Punya Kumis Panjang di Wajahnya, Hewan Apa itu?
----
Kuis! |
Sampai kapan ekor tumbuh dalam kandungan manusia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Science Focus |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR