Bobo.id - Selama akhir Agustus hingga awal September kemarin, wilayah Jawa sedang dilanda cuaca sangat panas.
Namun, beberapa hari kemudian, tepatnya dua hari lalu, wilayah Jawa, khususnya Jawa Tengah diguyur hujan.
Tak tanggung-tanggung, bukan hujan gerimis atau rintik, tetapi hujan lebat langsung mengguyur Jawa Tengah, lo.
Diketahui, hujan lebat ini turun di Wonosobo, Pemalang, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Solo, hingga Klaten.
Hmm, kira-kira kenapa terjadi hujan lebat setelah cuaca panas beberapa hari, ya? Simak informasi berikut, yuk!
Hujan Lebat Setelah Cuaca Panas
Bersumber dari Kompas.com, kepala Stasiun Klimatologi BMKG membenarkan adanya hujan lebat setelah cuaca panas.
Diketahui, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan hujan turun setelah cuaca panas selama beberapa hari.
Faktor pertama adalah adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Fenomena ini bisa pengaruhi cuaca, lo.
MJO itu seperti gelombang. Kalau di laut ada gelombang yang naik turun, di atmosfer juga ada gelombang, yakni MJO.
Ketika MJO sedang aktif di wilayah Indonesia, maka di beberapa tempat, hujan akan turus dengan sangat deras.
Baca Juga: Beberapa Wilayah di Pulau Jawa Alami Cuaca Panas, Apa Penyebabnya?
Faktor kedua terjadinya hujan lebat setelah cuaca panas adalah aktifnya gelombang Rossby Ekuator di Indonesia.
Gelombang Rossby Ekuator adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat, berlangsung selama 7-10 hari.
Gelombang ini seperti ular laut raksasa yang bergerak secara perlahan. Gerakannya bisa memengaruhi cuaca juga.
Gelombang Rossby ini bisa bawa uap air yang banyak, sehingga bisa menyebabkan hujan di beberapa daerah.
Faktor ketiga terjadinya hujan lebat setelah panas adalah karena indeks labilitas yang labil di suatu wilayah.
Indeks labilitas yang labil artinya udara di wilayah itu sangat tidak stabil, seperti botol soda yang diguncang. Hihi.
Beberapa faktor yang bisa membuat udara jadi labil, yakni adanya perbedaan suhu, kelembapan, dan juga angin.
Udara yang tidak stabil mudah sekali naik ke atas dan membentuk awan. Nah, awan inilah yang bisa jadi hujan.
Jadi, apabila indeks labilitas suatu wilayah itu tinggi atau labil, maka kemungkinan terjadi hujan sangat besar.
Tidak Ada Hubungannya dengan Siklon Tropis Yagi
Beberapa hari sebelumnya, BMKG telah mendeteksi adanya siklon tropis Yagi di utara Indonesia, teman-teman.
Baca Juga: Mengapa Tanah Mengalami Keretakan saat Cuaca Terlalu Panas? Ini Alasannya
Siklon itu sempat terdeteksi di wilayah Indonesia pada awal September sebelum memicu badai di Tiongkok.
Namun, ternyata hujan lebat di wilayah Jawa Tengah beberapa hari lalu tak ada hubungannya dengan siklon tropis Yagi.
Hal ini karena siklon Yagi terlalu jauh lokasinya untuk secara langsung memengaruhi hujan di Jawa Tengah.
Imbauan dari BMKG
Turunnya hujan di Jawa Tengah setelah cuaca panas beberapa hari terakhir telah sesuai dengan perkiraan BMKG.
Yap, pada Sabtu lalu, BMKG sempat mengeluarkan perkiraan hujan lebat pada Minggu dan Senin di berbagai wilayah.
Terkait hujan di Jawa Tengah, BMKG meminta masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem tiga hari ke depan.
Sebab, cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan bencana, seperti banjir, puting beliung, dan pohon tumbang.
Hal ini terutama bagi masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi, teman-teman.
O iya, masyarakat yang wilayahnya belum dilanda hujan juga diimbau mewaspadai kenaikan temperatur atau suhu.
Nah, itulah alasan mengapa terjadi hujan lebat setelah cuaca panas beberapa hari. Semoga bisa bermanfaat, ya!
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa dampak adanya MJO? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR