Bobo.id - Saat melihat hal yang lucu, kita tentu akan tertawa.
Tertawa merupakan salah satu respons tubuh secara alami ketika mengenal kondisi di sekitar, yang terjadi karena bantuan otak.
Tertawa juga bisa diartikan sebagai ungkapan rasa gembira, senang, geli, yang ditandai dengan keluarnya suara melalui alat ucap.
Tertawa memiliki banyak jenis, misalnya terkekeh hingga tertawa terbahak-bahak.
Ada hal yang sering terjadi dari kegiatan tertawa terbahak-bahak, yaitu terkadang dapat menyebabkan sakit perut.
Kenapa bisa begitu, ya?
Yuk, cari tahu faktanya bersama Bobo!
Perut Sakit saat Tertawa
Tertawa terbahak-bahak merupakan jenis tertawa yang keras dan sering tidak terkendali.
Hal ini biasanya karena sesuatu yang sangat lucu.
Orang yang tertawa terbahak-bahak sering kali sampai kesulitan bernapas atau mengeluarkan air mata.
Baca Juga: Dilindungi dan Punya Umur Panjang, Apa Fakta Menarik dari Ratu Semut?
Nah, sakit perut saat tertawa terbahak-bahak disebabkan karena otot-otot di sekitar perut, khususnya otot diafragma, berkontraksi berulang kali.
Ini mirip dengan kontraksi pada saat olahraga ringan, yang bisa menyebabkan kram otot perut.
Tertawa keras bisa membuat seseorang kehabisan napas atau bernapas secara tidak teratur, teman-teman.
Akibatnya, dapat mengurangi aliran oksigen ke otot.
Kekurangan oksigen ini bisa menyebabkan kram atau rasa tidak nyaman di perut, sehingga perut terasa sakit.
Kenapa Kita Bisa Tertawa?
Nah, setelah mengetahui penyebab sakit perut saat tertawa, kita akan belajar mencari tahu alasan manusia tertawa.
Bersumber dari webmd.com, ternyata kebanyakan manusia tertawa bukan karena ada lelucon atau humor.
Menurut Steve Wilson, seorang psikolog dan terapis tertawa, semua orang bisa tertawa termasuk bagi mereka yang mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran sejak lahir.
Faktanya, tertawa ternyata tidak diatur oleh kesadaran otak, namun melibatkan banyak bagian otak.
Menurut howstuffworks.com, seorang peneliti pernah menelusuri aktivitas gelombang otak saat merespons lelucon.
Baca Juga: 15 Oktober Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Apa Tujuan Peringatan Ini?
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa otak manusia ternyata menghasilkan pola listrik teratur saat tertawa dan merespons lelucon.
Gelombang listrik itu bergerak melalui korteks serebral, bagian terbesar otak manusia.
Nah, jika gelombang listrik itu bermuatan negatif, maka kita akan tertawa.
Jika muatan gelombangnya negatif, maka kita tidak merespons lelucon dengan tertawa.
----
Kuis! |
Apa itu tertawa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR