Sebagai indormasi, proses bioluminesensi ini terjadi ketika suatu senyawa kimia luciferin bereaksi dengan oksigen.
Reaksi ini akan melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Nah, enzim luciferase akan mempercepat prosesnya.
Lalu, mengapa organisme kecil ini repot-repot mengeluarkan cahaya? Ternyata, ada alasan khususnya, yakni:
1. Kamuflase. Cahaya yang dipancarkan bisa membingungkan predator sehingga sulit untuk menemukan mangsa.
2. Komunikasi. Cahaya digunakan untuk berkomunikasi dengan organisme lain, seperti memperingatkan bahaya.
3. Pertahanan. Cahaya yang tiba-tiba menyala bisa mengejutkan predator dan beri waktu bagi alga untuk lari.
4. Menarik mangsa. Beberapa organisme akan menggunakan cahayanya untuk menarik mangsa ke perangkap.
O iya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi intensitas dan durasi proses bioluminesensi ini, lo.
Faktor itu meliputi jenis organisme, suhu air, ketersediaan oksigen dalam air atau lautan, dan juga gangguan fisik.
Bioluminesensi pada alga dan fitoplankton adalah contoh menakjubkan dari adaptasi organisme terhadap lingkungan.
Nah, itulah penjelasan tentang warna biru cerah yang muncul dari dalam perut ikan. Semoga bisa bermanfaat, ya!
Baca Juga: Pelindung Ikan dan Kerang, Ini 5 Fakta Menarik dari Pohon Mangrove yang Tumbuh di Pesisir
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR