Bobo.id - Bagaimana upaya mencegah konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dalam keberagaman budaya?
SARA adalah pandangan yang didasarkan atas sentimen identitas suku, agama, ras, dan juga antargolongan.
Pandangan yang tidak baik terhadap keberagaman bisa menyebabkan konflik sosial hingga konflik SARA.
Maka dari itu, konflik SARA harus dicegah untuk menjaga keharmonisan dan stabilitas sosial dalam masyarakat.
Pada pelajaran PPKN, kita akan menyebutkan contoh upaya mencegah konflik SARA.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya dari artikel ini!
Di Indonesia, kita menemukan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, ras, budaya, dan bahasa yang menciptakan keberagaman sosial dan budaya.
Selain dari masyarakat, pendidikan mengenai keberagaman juga sering diajarkan dalam materi pelajaran dan kurikulum pendidikan.
Kurikulum pendidikan di sekolah harus memasukkan nilai-nilai kebhinekaan serta pemahaman tentang pentingnya hidup berdampingan dengan perbedaan.
Dengan begitu, sikap tidak menghargai dan konflik SARA bisa dicegah.
Baca Juga: 20 Contoh Norma yang Diterapkan di Lingkungan Sekolah, Materi PPKn
Berdasarkan KBBI, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain.
Sikap berempati ini penting untuk dimiliki setiap orang, termasuk untuk menghadapi keberagaman.
Sebab dengan sikap empati, kita tidak mudah untuk berprasangka pada orang atau kelompok tertentu.
Contoh sikap berempati yaitu melalui kegiatan sosial, berinteraksi dengan berbagai kelompok, dan mengurangi prasangka buruk terhadap kelompok tertentu.
Di setiap negara, pemuda adalah adalah agen perubahan yang dapat memainkan peran besar dalam mencegah konflik SARA.
Dengan melibatkan pemuda, maka program kerukunan sosial dan pencegahan konflik bisa terlaksana dengan lancar.
Ada beragam acara pemuda yang bisa dilakukan yakni diskusi tentang keberagaman, acara kebudayaan, dan sebagainya.
Rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan adalah identitas nasional bangsa Indonesia.
Cinta tanah air juga sering disebut sebagai sikap nasionalisme, atau paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Memiliki identitas nasional dapat menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya dalam satu kesatuan negara Indonesia.
Cara memperkuat identitas nasional misalnya acara budaya, pendidikan kebangsaan, serta memperkenalkan simbol-simbol nasional yang mengingatkan akan pentingnya persatuan.
Baca Juga: Contoh Musyawarah yang Bisa Dilakukan di Sekolah, Materi PPKn
Di era digital seperti sekarang, berita hoaks adalah tantangan dalam penerapan nilai Pancasila.
Selain itu, adanya media sosial sering kali membuat banyak orang terlalu merasa bebas untuk memberikan komentar buruk terhadap sesuatu.
Penyebaran informasi palsu atau ujaran kebencian (hate speech) sering kali memperburuk hubungan antarkelompok.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan literasi media di masyarakat, agar mereka lebih bijak dalam menyebarkan informasi.
Nah, itulah beberapa upaya pencegahan konflik SARA dalam keberagaman, teman-teman.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa itu SARA? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR