Karena bingung, Hugo melompat ke atas roti. Celakanya roti itu terus
mengembang sehinggang menjebolkan langit-langit dan atap dapur istana.
“Raja, tolong matikan kompor itu!” teriak Hugo dari atas roti.
Raja Goro segera mematikan kompor. Kini, roti itu tidak mengembang lagi. Namun puncak roti itu sudah setinggi pohon yang tumbuh di halaman istana. Raja Goro pergi ke halaman istana sambil membawa sebuah teropong. Ia bergumam cemas.
“Oh celaka! Bagaimana cara menurunkan Hugo dari atas roti itu?! Aku bisa kelaparan kalau ia terus menerus berada di atas sana.”
Raja Goro kemudian berpikir.
“Mm, sebaiknya kusuruh saja ia memakan roti itu!”
Raja pun berteriak lantang.
“Hugo makanlah rot itu supaya kau bisa cepat turun!”
“Baik, Raja!” sahut Hugo.
Lalu Huigo mulai memakan puncak roti itu. Namun roti itu sangat besar. Hugo perlu waktu dua minggu untuk memakannya hingga dapat menginjak tanah halaman istana.
Baca Juga: Dongeng Anak: Kisah Dua Anak Raja
Analisa Klub: Liverpool, Kini Dicap Gagal tapi Sejatinya Tampil di Luar Ekspektasi
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR