“Eh!” tiba-tiba mata Fio membulat.
“Eh apaan?” tanya Chessa penasaran.
“Kamu beli baju itu di mana, sih?” Fio balik bertanya.
“Mal Taman Bunga. Memangnya kenapa? Jangan bikin penasaran, deh!”
Fio memutar-mutar bola matanya untuk menggoda Chessa. Tentu saja Chessa makin penasaran. “Anak-anak harus kompak,” kata Fio misterius.
Huuh, Chessa kesal. Masalah ini sudah membuatnya capek. Sekarang, Fio malah ikut-ikutan mempermainkannya.
Chessa menghentakkan nafasnya lalu berlari meninggalkan Fio penuh kekesalan. Chessa marah pada Fio. Pagi sebelum pelajaran olah raga berikutnya, perut Chessa mulas. Dengan kesal, dilemparnya baju kuning yang disiapkan mamanya. Chessa memilih mengaduk-aduk lemari mencari baju olahraga lamanya yang kekecilan.
“Ini dia!” seru Chessa sambil menarik kaos warna biru dan celana hitam dari sela tumpukan baju. Chessa menjejalkannya ke dalam tas, ketika tiba-tiba matanya menangkap sesuatu yang membuatnya shock berat.
“Mamaaa!” jerit Chessa histeris.
“Kenapa baju olahragaku bolong?” Air mata Chessa mulai menitik.
“Wah, mungkin Mbak Rara teledor waktu menyetrika. Kamu kan sudah beli yang baru. Kenapa enggak bawa yang baru?” tanya Mama Chessa heran.
Baca Juga: Cerpen Anak: Keputusan di Saat Marah
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR