Perasaan Chessa campur aduk. Mama selalu mendidiknya untuk jadi anak perempuan yang tangguh. Mama enggak mungkin mau mengerti dengan ejekan pisang lompat tali yang diterimanya.
Waktu semakin mendesak. Mama mulai tidak sabar. “Ayo Chessa, jangan seperti anak kecil! Mama hampir terlambat, nih!”
Sambil mengusap air matanya, Chessa mengambil kembali baju olah raga barunya yang berwarna kuning dan memasukkannya ke dalam tas. Kali ini Chessa pasrah. Chessa terpaksa harus menyerah pada Lica. Seperti nasehat Mama, Chessa harus tangguh. Chessa harus tahan menghadapi ejekan pisang lompat tali. Yang pasti, Chessa tidak boleh menangis. Chessa sudah bertekad bulat!
Tapi, hei, apa itu? Mata Chessa terbelalak waktu keluar dari ruang ganti. Pisang lompat tali bertebaran di mana-mana.
“Mau gabung dengan klub Pisang Lompat Tali?” tanya Fio genit. Chessa sampai enggak bisa ngomong apa-apa. Dia cuma bisa menatap Fio. Lalu keduanya cekikikan. Chessa geli melihat teman-temannya beramai-ramai memakai baju olah raga warna kuning seperti yang dipakainya.
“Lica, kamu juga mau bergabung dengan klub Pisang Lompat Tali?” tawar Fio sambil mengedipkan mata.
Gluk! Lica hanya bisa menelan ludah. Satu sama untuk Lica!
Baca Juga: Cerpen Anak: Jam Ajaib
---
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR