Bobo.id - Pada hari Minggu (16/3/2025) pagi, Gunung Marapi di Sumatra Barat mengalami erupsi.
Erupsi yang terjadi pada pukul 07.00 WIB tersebut menghasilkan kolom abu setinggi 800 meter dari atas puncak.
Menurut petugas Pos Pengamat Gunung Api Teguh Purnomo, erupsi Gunung Marapi memiliki amplitudo 30,4 mm dengan durasi 45 detik.
Setelah letusan, kondisi Marapi berada dalam status Level II Waspada.
Berdasarkan laporan aktivitas yang dirilis Magma Indonesia, sempat terjadi dua kali gempa dengan durasi 113-217 detik pada hari Minggu kemarin.
Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan tidak mendekati dan beraktivitas 3 km dari kawah.
Selain itu, warga juga diimbau untuk waspada akan bahaya lahar yang bisa terjadi di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung.
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk mencegah ISPA.
Informasi terbaru tentang aktivitas Gunung Marapi dapat diakses melalui website atau media sosial Badan Geologi, PVMBG, dan Magma Indonesia.
Mengenal Gunung Marapi
Gunung Marapi merupakan sebuah gunung berapi bertipe strato yang berada di Sumatra Barat.
Baca Juga: Prediksi Final Carabao Cup 2025, Duel Sengit Liverpool dan Newcastle
Gunung ini terletak di tiga wilayah, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kotamadya Padang Panjang.
Gunung Marapi terkenal sebagai gunung paling aktif yang ada di Pulau Sumatra, lo.
Gunung aktif lainnya di Pulau Sumatra, ada Gunung Dempo, Kerinci, Sinabung, Kaba, Peuet Sagoe, hingga Tandikat.
Dilansir dari Kompas.com, ketinggian Gunung Marapi adalah 2.891,3 mdpl dengan beberapa bagian kawah.
Bagian kawah Gunung Marapi, antara lain Kaldera Bancah, Kapundan Tuo, Kabun Bungo, Kapundan Bongso, Kawab Verbeek atau Kapunden Tenga.
Karakter letusan Gunung Marapi berupa letusan eksplosif maupun efusif dengan masa istirahat rata-rata 4 tahun.
Namun, sejak awal tahun 1987 sampai saat ini, letusannya menjadi bersifat eksplosif dengan sumber letusan hanya berpusat di Kawah Verbeek.
Kalau Gunung Marapi meletus, biasanya disertai suara gemuruh dan beberapa material yang turun seperti abu, pasir, dan lapili.
Tak hanya itu, di beberapa waktu, letusan Gunung Marapi ini juga diikuti oleh material pijar serta bom vulkanik.
Potensi bahaya Gunung Marapi yang dapat mengancam keselamatan, terdiri dari awan panas, hujan abu lebat, pijar, dan lahar.
Sementara itu, kejadian aliran lava ini jarang mencapai lereng bawah yang berpenduduk sehingga tidak membahayakan.
Baca Juga: Nanti Malam Gerhana Bulan Bisa Diamati dari Indonesia, di Mana Tepatnya?
Apakah Erupsi dapat Menular?
Jika teman-teman mengikuti berita aktivitas gunung api di Indonesia, pada hari Rabu (12/3/2025) lalu Gunung Semeru sempat erupsi.
Sementara beberapa hari berikutnya yakni Minggu (16/3/2025), giliran Gunung Marapi yang mengalami erupsi.
Lantas, apakah erupsi bisa saling menular di antara gunung meski berada di jarak yang berjauhan?
Menurut Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Haryadi Permana, melalui laman lipi.go.id, gunung api tidak saling mempengaruhi aktivitas satu sama lain.
Tidak ada satu pun gunung api yang dapur magmanya saling berhubungan.
Artinya, masing-masing gunung api di Indonesia sumber magmanya berasal dari lempeng bumi yang berbeda.
Lantas, apa yang menyebabkan aktivitas gunung api meningkat hingga terjadi erupsi?
Gunung api dapat meletus (erupsi) karena magma yang terkumpul pada dapur magma terdorong keluar oleh gas bertekanan tinggi.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, sebagian gunung api di dunia berhubungan dengan aktivitas tektonik lempeng.
Ketika satu lempeng meluncur di bawah yang lain, maka lempeng akan ditekan sehingga menghasilkan panas yang cukup untuk membentuk magma.
Baca Juga: Gunung Semeru Mengalami Erupsi Rabu Pagi Kemarin, Apa Dampaknya?
Kemudian, magma akan naik dan terkumpul di suatu ruangan yang lebih dekat ke permukaan.
Semakin penuh ruangan tersebut, maka semakin besar tekanannya, sehingga mendorong magma keluar dan menjadi lahar.
Nah, pada gunung-gunung api di Indonesia, lempeng tektoniknya sama-sama Indo-Australia. Namun, jika satu bagian meleleh, bagian lainnya belum tentu meleleh.
Jadi, meskipun satu gunung api mengalami erupsi, itu belum tentu dan tidak memengaruhi gunung api lainnya.
(Penulis: Grace Eirin)
----
Kuis! |
Apa dampak dari erupsi Gunung Marapi? |
Petunjuk: cek di halaman ! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Bobo.id |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR