“Nyam, nyam, nyam,” bunyi mulut Dito. Dito sedang tidur, tetapi mulutnya terus berbunyi karena Dito sedang bermimpi. Dia mimpi tentang kue yang enak-enak. Kue cokelat bundar yang besar pakai krim mentega.
“Mmm,” gumam Dito dalam tidumya.
Tirai di belakang tempat tidur bergerak-gerak. Tuan Omongkosong muncul. Dia berjalan pelan-pelan ke tempat tidur Dito. Melalui selimut ia memanjat ke atas. Tuan Omongkosong duduk di bantal di sebelah Dito.
“Mmm,” mulut Dito berbunyi lagi.
“Dito mimpi,” gumam Tuan Omongkosong.
“Aku mau lihat, ah, apa mimpinya!” Tuan Omongkosong mengintip di telinga Dito.
“Aha, aku sudah melihatnya,” kata Tuan Omongkosong sambil tertawa, “aku akan membuat kejutan untuknya!”
Lalu, Tuan Omongkosong berbicara pelan-pelan, “Ayo, bangun, Dito!”
Namun, Dito tidak bangun sebab mimpinya lagi asyik. Dalam mimpinya, Dito sedang makan es krim cokelat.
“Psst... Dito,” kata Tuan Omongkosong lagi. Dengan pelan-pelan ia menarik telinganya.
“Hei!” teriak Dito. Ia terlompat bangun, langsung menyalakan lampu.
“Ooo, kau, Tuan Omongkosong. Ada apa? Kenapa kau tarik kupingku? Aku sedang enak-enak mimpi tadi!”
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR