“Nyam, nyam, nyam,” bunyi mulut Dito. Dito sedang tidur, tetapi mulutnya terus berbunyi karena Dito sedang bermimpi. Dia mimpi tentang kue yang enak-enak. Kue cokelat bundar yang besar pakai krim mentega.
“Mmm,” gumam Dito dalam tidumya.
Tirai di belakang tempat tidur bergerak-gerak. Tuan Omongkosong muncul. Dia berjalan pelan-pelan ke tempat tidur Dito. Melalui selimut ia memanjat ke atas. Tuan Omongkosong duduk di bantal di sebelah Dito.
“Mmm,” mulut Dito berbunyi lagi.
“Dito mimpi,” gumam Tuan Omongkosong.
“Aku mau lihat, ah, apa mimpinya!” Tuan Omongkosong mengintip di telinga Dito.
“Aha, aku sudah melihatnya,” kata Tuan Omongkosong sambil tertawa, “aku akan membuat kejutan untuknya!”
Lalu, Tuan Omongkosong berbicara pelan-pelan, “Ayo, bangun, Dito!”
Namun, Dito tidak bangun sebab mimpinya lagi asyik. Dalam mimpinya, Dito sedang makan es krim cokelat.
“Psst... Dito,” kata Tuan Omongkosong lagi. Dengan pelan-pelan ia menarik telinganya.
“Hei!” teriak Dito. Ia terlompat bangun, langsung menyalakan lampu.
“Ooo, kau, Tuan Omongkosong. Ada apa? Kenapa kau tarik kupingku? Aku sedang enak-enak mimpi tadi!”
“Aku ulang tahun!” kata Tuan Omongkosong.
“Aku ulang tahun kapan saja aku mau. Dan, hari ini aku ingin ulang tahun. Karena itu, aku akan membuat pesta ulang tahun untuk kita berdua. Padamkan saja lampu sebab akan ada cahaya khusus untuk pesta!”
Dito memadamkan lampu. “Wauw,” teriaknya. Kamar Dito tiba-tiba dipenuhi ratusan cahaya kecil.
“Bagus, ya? Itu adalah kunang-kunang!” kata Tuan Omongkosong.
“Lihat apa yang kupunya di sini,” Tuan Omongkosong membuka topinya dan di kepalanya tiba-tiba ada topi pesta yang ujungnya runcing dan ada bel-bel kecil. Bel-bel itu gemerincing jika Tuan Omongkosong koprol.
“Dan, sekarang aku punya kejutan untukmu, Dito! Ayo, tutup matamu!”
Dito menutup matanya.
“Nah, coba lihat!” Dito membuka matanya. Dan, apa yang ia lihat? Secangkir es krim cokelat yang besar!
“Wauw, seperti dalam mimpiku,” kata Dito.
“Hei, dari mana kau tahu kalau aku mimpi, Tuan Omongkosong?”
“Aku, kan, Tuan Omongkosong dan si Omongkosong bisa apa saja,” kata Tuan Omongkosong sambil tertawa.
“Aku tadi mengintip di telingamu. Lalu, aku melihat apa yang kau mimpikan. Sekarang kau boleh makan es krim itu!”
Hmm, tentu saja Dito mau. Bersama Tuan Omongkosong, ia makan es krim itu. Setelah itu mereka bernyanyi bersama. Perlahan-lahan cahaya kunang-kunang meredup. Dito tertidur lagi.
Larut malam, Mama Dito masuk ke kamar. Ia mencium kening Dito perlahan-lahan agar Dito tidak terbangun. Mama melihat sebuah topi kecil di lemari di sebelah tempat tidur.
Topi pesta Tuan Omongkosong. “Lucu sekali topi ini,” kata Mama.
Dia membunyikan bel yang ada di ujungnya.
Dito tersenyum dalam tidurnya. “Selamat ulang tahun, Tuan Omongkosong!” gumam Dito.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Tineke Latumeten
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR