Keluarga Kelinci berlibur ke vila Paman Gembul. Tuk tik tak tik tuk… Coreng dan Upik naik kuda poni. Bobo yang menuntun mereka, “Nanti gantian, ya?” kata Bobo.
“Ada pohon jambu!” seru Coreng. “Aku mauuu!” Upik melompat turun. Coreng mengikuti. “Heiii! Bilang Paman Gembul dulu!” protes Bobo. “Aaah, pasti boleh!” bantah Upik.
“Ayo, Bo! Naiklah juga!” ajak Upik. Bobo akhirnya naik ke atas pohon. Uppss… Poni dilepaskan. “Nyaamm,” Coreng melahap. “Kok… jambunya pahit dan keras, ya?”
“Anak-anak, jambu-jambu itu kan, belum matang! Nanti kalian sakit perut. Ayo turun!” tiba-tiba Bapak datang menegur. “Waah… Pantas rasanya aneh!” sahut Bobo.
“Kita panen wortel saja!” ajak Coreng. Hup! Hup! Mereka melompat turun dan menuju kebun wortel. “Huaaaa… Wortelnya dimakan poni semuaaa!” Upik menangis.
“Sudah! Sudah! Yuk, kita tanam lagi,” ajak Bobo menghibur. Hmm… dengan riang Bobo, Coreng, dan Upik menanam wortel. “Gali… tanam… timbun..,” Upik menyanyi-nyanyi.
Bobo kemudian menyirami kebun. “Duuuh… perutku lapar juga habis kerja seharian,” gumam Bobo. Lalu dia mengendus, “Eeeh… kok ada bau masakan enak ya?”
Wooow! Rupanya Paman Gembul memanggang kentang. “Yuk! Yuk! Kita makan bersama,” ajak Paman Gembul. Wah, karena berada di vilanya, Paman Gembul tidak pelit. Asyiik!
Sumber: Arsip Bobo, Ilustrasi : Pit Ompong
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR