"Ayo, kita naik bom bom car!" ajak Ota bersemangat. Brrm... Brrm... Brmm... keempatnya asyik bermain bom bom car di taman hiburan.
"Eh, lihat! Petualangan Roket! Kayaknya seru, tuh!" tunjuk Luna. Mereka pun masuk ke dalam bangunan berbentuk roket itu. Di dalamnya terdapat kursi-kursi dengan layar besar di depannya.
"Pasang sabuk pengaman," kata Pak Penjaga.
Wuz... tiba-tiba saja, kursi mereka melayang-layang di udara. Mereka seolah tidak memiliki berat sama
sekali!
"Wow! Canggih! Seperti di luar angkasa betulan!" pekik Kiria girang.
Layar besar di depan mereka menampilkan daratan bumi yang semakin lama semakin menjauh, berganti dengan pemandangan galaksi Bimasakti yang menakjubkan.
Belum puas, mereka main selancar air. Dengan menggunakan papan selancar elektronik, mereka mengarungi ombak laut buatan yang tinggi dan bergelombang. Byurrrr! Baju mereka basah semua. Namun keempatnya tertawa girang.
"Istirahat dulu, yuk!" kata Kiria sambil menikmati gulali yang baru dibelinya.
"Eh, Rumah Hantu, tuh!" tunjuk Taras. "Ayo ke sana, sambil mengeringkan badan."
Hmm... Rumah Hantu itu bangunannya mirip sekali dengan kastil kuno. Sungguh menakjubkan! Begitu kagumnya Geng LOTRIA, sampai mereka batal beristirahat. Mereka pun melangkah menuju bangunan tersebut. Dari dalam, sudah terdengar alunan musik dan suara-suara mengerikan.
DILARANG MEMBAWA ALAT ELEKTRONIK.
DAPAT MENGGANGGU FUNGSI ALAT-ALAT DI
DALAM.
Begitu pengumuman yang terpampang di loket. Seorang pemuda bertampang malas-malasan menjaga loket penitipan barang.
"Kalau begitu, saya titip handphone, ya, Mas," kata Taras sambil menyerahkan handphone canggih keluaran terbaru. Lengkap dengan kamera dan video recorder.
"Waduh, bawa aja, deh! Saya ngeri kalau hilang. Nggak kuat gantinya," kata penjaga barang titipan.
"Kiria, aku titip di tas kamu, deh!" kata Taras sambil menyelipkan handphone-nya di tas ransel Kiria.
Mereka berjalan masuk ke rumah hantu.
"Kok, aneh ya? Rumah hantu ini sepi sekali! Padahal wahana-wahana lain ramai bukan main!" gumam Luna.
Geng LOTRIA memandang berkeliling. Betul juga. Wahana itu sepi sekali! Tak ada pengunjung lain selain mereka.
Hiiiiii hiiii hiiii Huuuuuuaaaaa Huuuuuaaaa Huaaaa.... Suara-suara mengerikan itu terdengar semakin dekat. Dua tengkorak kepala tergantung di depan puri. Syuuuuut! Tengkorak itu meluncur, nyaris mengenai kepala mereka.
"Aaaaaa!" pekik Kiria menarik Taras.
Di dalam, suasana jauh lebih mengerikan. Keadaan gelap gulita. Hanya ada lampu sorot kecil yang menerangi hantu-hantu itu. Monster-monster menyeramkan bergerak maju mundur mendekati mereka. Mumi dengan perban yang menjuntai-juntai mengintip dari balik peti.
Tiba-tiba, dari kegelapan muncul sesosok tengkorak berjalan mendekat. Tengkorak tersebut mengikuti langkah kaki mereka.
"Waaaaa!!!" Kiria menjerit semakin takut.
"Tenang!" seru Taras agak kesal. Tangannya pegal ditarik-tarik oleh Kiria.
"Sepertinya hantu ini nge-fans sama kamu, Ria!" canda Luna.
Ota menoleh dan mengamati hantu itu dengan penasaran. "Wihh! Hantu ini canggih banget, deh! Matanya bisa kedip!" serunya kagum.
"Masa?" Taras ingin menoleh. Tapi...
"Wuaaaaaa!!!" lagi-lagi Kiria menjerit kaget. Muncul sosok drakula di depannya.
"Ampuuun...! Berisik deh kamu, Ria!" kata Taras antara kesal, dan geli.
Geng LOTRIA terus berjalan menyusuri puri. Sambil berusaha mengacuhkan hantu tengkorak, Kiria membetulkan posisi tasnya.
"Kenapa?" tanya Taras.
"Nggak tau, nih... Tasku rasanya kok berat banget!" gerutu Kiria.
"Itu karena kamu penakut. Tas enteng jadi terasa berat," ledek Luna geli.
"Uuuh!" Kiria langsung mencubit Luna kesal.
Tidak berapa lama kemudian, mereka tiba di luar puri. Kiria menarik napas lega. "Akhirnya...."
"Ayo, kita foto pakai handphone. Kiria, handphoneku, dong," kata Taras.
"I....," Kiria tak sempat melanjutkan kalimatnya. Saku tasnya telah terbuka dan handphone itu tidak ada. Dengan panik, dia mengaduk-aduk seluruh isi tasnya.
"Handphone kamu... handphone kamu ditaruh di mana?" tanya Kiria.
"Di tasmu," jawab Taras.
"Nggak ada!" Seluruh Geng LOTRIA terbelalak kaget.
"Nggak beres!" kata Luna. "Mungkin ada pencopet menyamar jadi hantu."
Kening Ota berkerut-kerut. "Hmmm... Pasti hantu yang bisa kedip tadi itu!!!" serunya penuh semangat.
"Hah? Bisa kedip? Itu kan mesin! Mana mungkin bisa kedip?" Kiria kaget.
"Kenapa nggak bilang-bilang sih, Ota?" gerutu Luna.
"Aku udah bilang. Tapi nggak ada yang dengerin!" Ota langsung protes.
"Ya sudah, ya sudah. Kita masuk lagi saja.," kata Taras.
Keempatnya pun berembuk menyusun rencana, dan masuk kembali ke dalam Puri Hantu. Puri hantu itu masih sepi dari pengunjung. Hantu-hantunya masih sama, gerakannya pun sama.
Jresss! Ota menyalakan sebatang korek api.
"Ota! Jangan main api, dong! Bahaya!" seru Taras.
"Tenang aja, aku kan hati-hati," balas Ota sambil menggerak-gerakkan api di bawah alarm kebakaran.
"Aduh, jangan senggol-senggol dong Kiria! Wah... koreknya jatuh! Awas tasmu! Astagaaaa!!! Kebakaran!!! Tolong!!! Kebakaran!!!" tiba-tiba keempatnya berteriak panik, lalu melompat dan lari keluar.
Alarm kebakaran berdengung-dengung.
Begitu tiba di depan pintu keluar...
"Tolooooonggggg!! Toloooonggg!!!" dari arah dalam, seorang pria yang masih mengenakan kostum tengkorak lari dengan panik.
"Ini dia!" Taras langsung memegang pria itu. Pria itu kaget setengah mati.
"Pantas saja! Dia pakai baju bergambar kerangka tengkorak yang menyala dalam gelap. Jadi ketika di dalam gelap gulita, hanya tampak kerangka tengkoraknya saja yang berjalan!" seru Luna takjub.
Tangan Kiria langsung membuka topeng pria itu. "Loooo? Dia kan...?" geng LOTRIA melongo.
Ternyata... Pria itu adalah penjaga loket penitipan barang!!!
"Ayo, kembalikan handphone saya," desak Taras.
Si pencuri handphone dibawa ke pos keamanan. Ternyata, sudah lama Rumah Hantu itu "dihantui" oleh seorang pencopet. Tak heran rumah hantu itu jadi sepi. Sebab, jarang ada pengunjung yang mau masuk ke tempat itu.
"Kami sangat berterimakasih. Kalau tak ada adik-adik, rumah hantu itu masih dihantui oleh hantu pencopet," kepala keamanan berkata tulus sambil memberikan beberapa lembar kupon.
Ota menyambarnya. Tertulis: Gratis makan dan minum. Bisa digunakan di rumah makan mana saja di taman hiburan.
Kriiuuuukkk!!! Perut Ota berbunyi keras. Waduh! Rupanya, begitu membaca makanan dan minuman, perut Ota langsung terasa lapar berat
"Uuppps!" Ota terbelalak sambil memegangi perutnya..
"Ssst! Ota! Bikin malu aja, nih!" gerutu Luna dengan muka merah.
Kepala penjaga cuma cengengesan. Sementara Geng LOTRIA yang lain cengar-cengir malu.
Oleh: aLiNy Leirissa
Dok. Majalah Bobo
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR