“Lihat ini, Bintang Waluku yang dikenal juga dengan nama Orion. Bintang ini menjadi panduan petani zaman dulu untuk menanam padi,” ujar Datuk.
“WOW!” seru Runi kagum.
“Ayo, kita susul teman-temanmu!” ajak Datuk sambil membawa teleskopnya.
“Datuk duluan saja. Aku lapar, mau makan buah dulu,” ujar Runi malu-malu.
Sementara Datuk berjalan keluar menemui Rudi dan teman-temannya, Runi menuju dapur untuk mencari buah-buahan. Sambil makan buah, tangan Runi bergerak-gerak di layar komputer tabletnya. Ia mencari informasi tentang astronomi. Runi bahkan menemukan aplikasi yang dapat melihat benda-benda langit tanpa harus keluar dari rumah. Runi sangat gembira dan ingin membagikannya kepada Datuk. Ia segera berlari menyusul Datuk yang sedang berada di halaman.
“Ups! Hampir saja tertabrak. Kok, kalian malah kembali ke rumah? Bukankah mau mengamati langit?” kata Runi saat berpapasan dengan Rudi di teras.
“Iya, sebenarnya kami mau mengamati langit menggunakan teleskop ini,” ujar Bayu sambil menunjuk ke teleskop Datuk.
“Sayang sekali, tiba-tiba gerimis,” sesal Rudi yang membawa teleskop Datuk.
Ketiga sahabat itu masuk ke rumah dengan wajah kecewa. Mereka sudah sempat mengamati langit selama beberapa saat. Di langit yang cerah, mereka melihat bintang kejora bersinar terang ditemani bintang merah. Itulah Planet Venus dan Planet Merkurius. Kemudian, datanglah awan yang tertiup angin. Awan itu tidak hanya menutupi pemandangan langit, tetapi juga membawa air yang turun menjadi hujan gerimis.
“Hei, kalian harus lihat aplikasi ini! Kita bisa melihat bintang-bintang di langit tanpa harus keluar ruangan,” pamer Runi sambil menyodorkan komputer tabletnya.
Rudi, Amir, dan Bayu memandang dengan penasaran. Mereka pun berebutan melihat ke arah layar komputer tablet itu. Terlihat ada bintang-bintang beserta nama rasinya. Bintang-bintang itu bergeser saat layar digeser.
“Wow! Lihat, kita juga bisa mengintip langit utara!” seru Amir kagum.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR