Ketika sudah semakin dekat ke peternakan Pak Smith, Steve berhasil menyusul anak buah Senecoza yang akan merampok ternak. Ia melesat melewati mereka. Para pekerja di peternakan Pak Smith terkejut ketika melihat ada penunggang kuda datang ke benteng mereka.
“Ada suku Masaaaiii… ada suku Masaaaiii! Kalian diserang!” teriak Steve sekuat mungkin.
Saat itu juga, para pekerja di benteng itu bersiap dengan senjata mereka. Jadi, ketika anak buah Senecoza datang, mereka langsung menembakkan senjata mereka ke udara. Para perampok suku Masai itu seketika berbalik arah dan kembali memacu kuda mereka ke padang rumput.
Steve tak mau tinggal diam. Ia kembali memacu kudanya lagi. Ia tahu, mereka akan kembali ke pondok di antara pepohonan itu. Pondok tempat ia ditahan tadi.
Beberapa saat kemudian, jauh sebelum pondok itu terlihat, seorang penunggang kuda muncul dari rerumputan. Kudanya dipacu dari sudut yang berlawanan dengan arah Steve, sehingga kuda mereka bertabrakan dan tergeletak di tanah.
"Steve!" Itu adalah seruan kegembiraan bercampur dengan rasa takut.
Ellen terjatuh dari kuda dengan tangan dan kaki terikat. Steve buru-buru berdiri untuk membebaskan Ellen. Namun Senecoza yang terjatuh dari kuda juga, sudah berdiri dan bersiap dengan pisau panjang yang berkilau di bawah sinar matahari.
Steve dan Senecoza bertempur dengan ganas. Saling memukul dan menangkis. Senecoza melancarkan tendangan kuat ke arah Steve. Namun Steve yang awas, segera menangkap kakinya dan menarik sekuat tenaga. Senecoza terjatuh namun segera bangkit lagi. Ia dengan penuh amarah menyerang Steve. Namun Steve menangkap tangannya dengan gerakan kunci, dan melucuti pisaunya.
Sebelum Steve melancarkan serangan lagi, Senecoza melompat ke rerumputan tinggi dan menghilang dari pandangan Steve. Steve membiarkan ia pergi, dan segera menghampiri Ellen yang masih terbaring. Steve memotong tali yang mengikat tangan dan kakinya. Ellen langsung memeluknya dengan ketakutan dan lega.
“Sepupuku yang malang…” kata Steve sambil memeluk Ellen juga. Ia lalu membantunya naik ke atas kuda. “Kau harus segera pergi dari sini! Senecoza pasti punya senjata yang dia sembunyikan di antara semak-semak!” perintah Steve.
Baru saja Ellen akan menjawab, tiba-tiba terdengar letusan senapan. Sebuah peluru melesat di atas kepala Steve.
Steve segera menarik tali kekang kuda dan berteriak, “Cepat pergi ke peternakan! Anak buah Senecoza sudah aku usir dari sana. Kau pasti bisa sampai ke sana! Cepat, cepat, cepat!”
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR