Bobo.id - Sampah plastik di lautan memang sudah semakin menumpuk.
Masalah ini merugikan ekosistem dan populasi lautan, teman-teman.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah sampah plastik di lautan, Mundane Matters membuat seni instalasi yang keren.
Mundane Matters adalah sebuah studio desain di Sydney, Australia.
Baca Juga : Laut di Bali Semakin Kotor, Ikan Pari Harus Berenang dengan Plastik
Studio ini membuat instalasi seni yang diberi nama Wasteland.
Wasteland adalah seni instalasi berupa 2.255 bola oranye yang digantungkan pada atap Custom House di Sydney.
Bola-bola ini dibuat dari 120 kilogram puing-puing sampah plastik di Great Barrier Reef, Australia.
Danling Xiao dari Mundane Matters mengatakan bahwa proyek ini terinspirasi dari sebuah eksperimen alam di Costa Rica.
Menurutnya, kalau kita bisa melihat cara untuk memanfaatkan limbah di alam, limbah ini bisa menjadi sumber daya yang baik.
Baca Juga : Kuil-kuil di India Mengurangi Pemakaian Plastik untuk Hormati Dewa
Proyek pengolahan sampah plastik menjadi seni instalasi ini membutuhkan waktu dua tahun, lo.
Dalam mengumpulkan sampah plastik ini, Mundane Matters dibantu oleh organisasi non profit yang berfokus pada pembersihan laut di wilayah Greet Barrier Reef, teman-teman.
Puing-puing yang terkumpul ini berupa tutup botol, botol plastik, kursi, peralatan rumah tangga, sampai mikro plastik.
Limbah plastik ini kemudian dilelehkan, dicampur dengan pewarna dan bahan plastik kemudian dmasukkan ke dalam cetakan berbentuk bola.
Baca Juga : Pelajar Ini Ciptakan Plastik dari Kulit Udang untuk Kurangi Limbah
60 persen bahan untuk membuat seni ini adalah sampah-sampah dari laut, teman-teman.
Seniman dari Australia ini berharap karya seninya bisa membuat orang-orang semakin sadar dengan sampah plastik, nih.
Menurutnya, kita harus memikirkan daur ulang sebagai solusi terhadap plastik.
Wah, benar-benar menginspirasi!
Baca Juga : Sampah Sedotan Semakin Menumpuk, Kita Kurangi Pemakaiannya, yuk!
Yuk, lihat video ini untuk menyelamatkan bumi!
Source | : | Mashable.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR