Bobo.id - Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau yang punya ciri khas kainnya masih-masing.
Ada songket, batik, ulos, tenun, dan sebagainya.
Begitu juga di wilayah Nusa Tenggara Timur, yang terkenal dengan kain tenun dengan berbagai motif.
Baca Juga : Kain Tenun Sumba, Budaya Turun-temurun yang Menjadi Sumber Kehidupan
Teman-teman, bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, kain tenun merupakan harta yang amat berharga dan bernilai tinggi.
Selain, karena proses pembuatannya yang menggunakan tangan dan membutuhkan waktu lama, kain ini juga membutuhkan imajinasi dan kreatifitas dari sang penenun.
Terbayang kan, bagaimana panjangnya proses pembuatan kain tenun ini?
Kita harus menghargai hasil karya yang telah dibuat oleh sang penenun.
Baca Juga : Bagaimana Cara Merawat Kain Tenun Agar Tidak Rusak?
Nah, menurut proses pembuatannya, kain tenun ini dibedakan menjadi tiga.
Ada tenun ikat, tenun buna, dan tenun lotis atau sotis.
Sesuai dengan namanya, tenun ikat dibuat dengan cara mengikat benang-benang sesuai dengan motif yang akan dibentuk.
Kalau tenun buna, dilakukan dengan mewarnai terlebih dahulu benang-benangnya, baru kemudian dibentuk sesuai motif yang akan dibuat.
Tenun Buna ini hasilnya lebih rumit, lo, teman-teman.
Baca Juga : Sempat Mati Suri, Inilah Perjalanan Sejarah Kain Tenung Songket Khas Palembang
Nah, jenis yang ketiga adalah tenun lotis atau sotis.
Tenun sotis adalah teknik yang paling umum di Nusa Tenggara Timur.
Oiya, di Nusa Tenggara Timur, tidak hanya orang dewasa saja yang bisa membuat kain tenun, lo.
Anak-anak juga bisa membuat kain tenun, seperti teman kita, Anindya Putri Damayanti.
Di sana, anak-anak diajarkan membuat kain tenun melalui ekstra kulikuler.
Tertarik untuk bisa membuat kain tenun, seperti Anindya?
Yuk, lihat cerita lengkapnya di video ini.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR