Indonesia terkenal akan budaya dan juga aneka kerajinan tangan penduduknya. Berbagai daerah di Indonesia memiliki jenis kerajinan sendiri yang tak kalah unik dari negara lain, salah satunya tenun Mamasa dari Sulawesi Barat ini.
Merupakan penghasil tenun sejak lama
Ada salah satu daerah bernama Mamasa, letaknya di Sulawesi Barat, teman-teman. Sejak lama, daerah Mamasa memang terkenal sebagai penghasil kain tenun yang cukup baik kualitasnya.
Meski namanya tidak terlalu sering terdengar, tetapi sebenarnya tenun Mamasa tak kalah unik lo, dari kain tenun daerah lain. Sebab, motif dan warnanya juga indah sehingga kain ini banyak dicari oleh pendatang. Padahal, dulunya kain ini hanya dikenal oleh orang-orang yang tinggalnya di Mamasa atau daerah sekitarnya saja, lo! Hihi.
Menggunakan teknik kuno
Seiring perkembangan zaman, tentu manusia juga semakin mudah dalam menciptakan seuatu termasuk kain tenun. Tetapi, uniknya, masyarakat Mamasa mempertahankan cara kuno untuk membuat kain tenun khas daerah mereka. Salah satu cara tersebut adalah teknik mengepang, serta tenun kartu atau pallawa.
Ibu-ibu pengerajin tenun di Mamasa
Tetapi, para pengerajin tenun khas Mamasa tidak bekerja sendiri-sendiri. Mereka tergabung dalam sebuah kelompok penenun yang kemudian mengerjakan tenun bersama-sama sehingga bisa menghasilkan kain yang banyak dalam waktu yang lebih cepat.
Ibu Dinny Jusuf yang membentuk kelompok penenun bernama Toraja Melo ini berharap bahwa kain tenun sebagai identitas khas Indonesia tidak perlahan-lahan hilang kemudian dilupakan masyarakat. Karena itulah beliau ingin sekali menyatukan para pengerajin tenun.
Dikenal luas hingga ke negara lain
Kerja keras ibu-ibu pengerjain tenun di Kabupaten Mamasa memang tidak sia-sia, teman-teman! Sebab kini kain tenun indah buatan tangan mereka sudah dijual ke berbagai belahan dunia dan ternyata juga disukai oleh masyarakat mancanegara.
Nah, jangan sampai kita melupakan budaya dan kerajinan dari daerah kita sendiri, ya, teman-teman. Kalau di daerah teman-teman, ada kain khas apa saja?
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR