Empal gentong merupakan salah satu makanan khas dari Cirebon. Tetapi, nama makanan ini bukan sembarang nama, teman-teman. Ada makna tertentu dari nama empal gentong, lo! Apa saja, ya?
Kuliner khas suku campuran
Di Cirebon terdapat beberapa suku bangsa, teman-teman. Meski mayoritas kota ini dihuni oleh masyarakat Sunda, tetapi ada suku Cirebon juga, lo! Suku Cirebon secara umum merupakan perpaduan antara suku Jawa dan suku Sunda. Sama seperti suku-suku lainnya di Indonesia, suku Cirebon kemudian memiliki budaya bahkan kuliner khasnya sendiri.
Nama Cirebon mulanya berasal dari kata Caruban, yang kemudian diubah menjadi Carbon, dan akhirnya menjadi Cirebon seperti yang kita kenal hingga sekarang. Artinya ‘campuran’.
Empal gentong merupakan salah satu kuliner khas dari suku Cirebon. Uniknya, olahan daging ini dimasak dalam sebuah periuk tanah liat.
Mengenal empal gentong
Empal gentong merupakan kuliner yang berasal dari desa Battembat di Cirebon. Panganan ini berupa gulai yang mirip dengan olahan soto. Isinya berupa potongan daging sapi, babat, serta usus yang dimasak dengan menggunakan gentong atau periuk dari tanah liat.
Biasanya empal gentong akan dimakan bersama nasi atau lontong tanpa isi, teman-teman.
Cara memasak yang unik
Orang Ciebon memasak empal gentong dengan menggunakan kayu bakar dan sebuah periuk yang terbuat dari tanah liat yang disebut gentong. Kayu bakarnya juga bukan sembarang kayu, sebab diambil dari pohon mangga! Bumbu empal gentong akan melekat pada gentong ketika dimasak, dan gentong tempat memasaknya ini menjadi salah satu daya tarik atau ciri khas empal gentong. Banyak wisatawan yang penasaran dengan makanan ini jika berkunjung ke Cirebon, lo.
Dimasak dalam waktu yang lama
Memasak empal gentong membutuhkan waktu lama. Kurang lebih 4 hingga 5 jam bisa dihabiskan untuk sekali masak makanan ini. Lama juga, ya, teman-teman?
Kemudian, hal lain yang membuat empal gentong amat digemari adalah karena rasa sambalnya yang sangat pedas. Sambal tersebut dibuat dari cabe rawit kering.
Teman-teman tertarik mencoba kelezatan makanan yang satu ini?
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR