Piring biasanya digunakan untuk wadah makanan. Tetapi ada piring-piring bergambar yang dikenal luas karena dibawa oleh pendatang dari negeri jauh ke Indonesia. Kini, seni menggambar piring pun semakin berkembang, teman-teman!
Asal-usul piring lukis
Konon, budaya piring lukis ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di Tiongkok, tepatnya pada pemerintahan Dinasti Shang. Pada masa-masa awal tersebut, proses pembuatan piring masih sangat sederhana dan hanya berwarna biru, bahkan tanpa motif apa pun.
Kemudian, orang mulai belajar mengembangkan kesenian membuat piring lukis ini, sehingga terciptalah motif-motif sederhana yang terus berkembang dari masa ke masa, sampai menjadi motif yang cukup rumit seperti yang ada sekarang.
Piring antik yang dilukis: dibawa ke Indonesia oleh para pendatang dari negeri lain
Piring dan guci merupakan peninggalan sejarah yang paling sering ditemui. Dulunya, Nusantara memiliki banyak hubungan dagang baik dengan Cina, Jepang, Mesir, dan sebagainya. Umumnya, masyarakat pendatang dari Cina yang banyak membawa piring-piring dengan gambar yang amat cantik dan memiliki nilai seni cukup tinggi.
Meski motifnya sangat beragam, tetapi gambar-gambar atau lulisan pada piring antik mempunyai ciri khasnya sendiri. Misalnya masyarakat negeri Cina biasa menggambar motif bunga dan tumbuhan di atas piring. Sedangkan bangsa Jepang lebih menyukai lukisan bergambar ikan, manusia, dan sebagainya.
Berbagai kreasi piring cantik di era modern
Nah, piring lukis atau piring cantik ini tak hanya ada ketika zaman kerajaan saja, teman-teman. Pada zaman sekarang juga banyak yang terus mengembangkan kesenian melukis di atas piring, lo! Bahkan kini orang sudah mulai menggunakan berbagai macam bahan untuk melukiskan gambar-gambar menarik di atas sebuah piring.
Bahkan, seorang warga Rusia bernama Daria sudah mencoba membuat berbagai ragam hiasan-hiasan cantik di atas piring. Warna piring yang menjadi latarnya pun tak harus putih, ada juga yang menggunakan piring berwarna hitam dan hasil hiasannya tak kalah cantik!
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR