Google Doodle di mesin pencari Google hari Rabu (17 Mei 2017) ini menampilkan sebuah komputer tertua di dunia. Namanya Antikythera. Google Doodle ini juga sekaligus memperingati tahun penemuan Antikythera yang ke-115, lo!
Sebelumnya teman-teman pernah mendengar nama Antikythera? Antikythera merupakan sebuah rancangan komputer tertua yang diperkirakan dibuat pertama kali oleh bangsa Yunani sekitar tahun 87 hingga tahun 150 sebelum Masehi.
Antikythera dulunya pertama kali ditemukan pada bulan Mei 1902 di sebuah pulau di Yunani, tepatnya di sebuah kapal karam di Laut Aegean. Sama seperti kapal karam pada umumnya, kapal tersebut menyimpan banyak benda-benda seperti perhiasan, koin, patung, dan sebagainya. Di antara benda tersebut ada satu benda tak dikenal dan tampak agak aneh.
Benda aneh yang diteliti ilmuwan selama beberapa puluh tahun
Kemudian, seorang arkeolog bernama Valerios Stais meneliti benda aneh itu lebih lanjut. Benda mirip roda gigi itu terbungkus dalam sebuah kotak kayu dan perunggu, mulanya penggunaan benda ini diduga sebagai kalkulator astronomi. Ukurannya hanya serupa sebuah kotak sepatu. Benda ini kemudian menjadi misteri besar bertahun-tahun dan terus diteliti ilmuwan dari masa ke masa.
Tak ada yang menyangka, bahwa benda inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal komputer analog pertama di dunia, teman-teman! Hihi. Sebab menurut peneliti yang membaca 35.000 karakter Yunani Kuno pada artefak tersebut, benda berupa roda gigi ini pernah menjadi benda yang sangat menakjubkan.
Bisa memprediksi gerhana bulan
Tak hanya sebagai komputer analog pertama, Antikythera juga berguna dalam bidang astronomi, lo, teman-teman. Salah satu kemampuan Antikythera adalah bisa memprediksi gerhana bulan yang akan datang, serta bisa menunjukkan posisi matahari dan bulan di atas langit. Wah!
Hal ini membuktikan bahwa orang Yunani bisa membuat benda yang hebat meski berukuran kecil sejak ribuan tahun lalu, meski sampai sekarang belum terlalu jelas siapa orang yang menciptakan Antikythera dan tahun berapa tepatnya benda ini dibuat.
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR