Pada hari ketiga, keadaan di istana semakin memburuk. Bertha si penyihir semakin sewenang-wenang seperti dialah penguasa istana.
Begitu selesai makan malam, Raja Alger seperti biasa masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Ia termenung mencari jalan keluar dari masalah itu di depan jendela.
Sementara itu, Bertha ternyata mengendap ke dekat pintu. Ia berjongkok dan mengintip dari lubang kunci. Ia bisa mendengar semua yang terjadi di dalam kamar Raja Alger.
Tak lama, si merpati putih masuk dari jendela dan hinggap di pundak Raja Alger. Seperti hari-hari sebelumnya, ia kembali berbisik,
Baca Juga : Buku Terbesar Berukuran 3 Meter, Apa Fakta Unik Buku Lainnya? #akubacaakutahu
“Dengarkan aku, Yang Mulia. Ini hidupmu. Sejatilah cintamu. Namun sungguh palsu gadis itu. Blossom yang sejati sedang tertidur. Di pelukan aliran sungai, di sanalah ia berdiam. Dia berbaring sendiri karena kesalahanmu meninggalkannya. Tak ada yang tahu, kapan ia bisa terbangun…”
Raja Alger semakin heran. Ia bertanya dengan hati-hati, “Apa maksudmu, merpati putih?”
Namun sebelum ia menjawab, terdengar lagi ketukan di pintu. Ternyata itu adalah pelayan istana yang sudah dikirim oleh Bertha. Sementara itu, Bertanya ternyata sedang menemui pemburu kerajaan. Ia membawa pemburu itu ke halaman istana.
Baca Juga : Tanda Kedatangan Banjir Bandang Ternyata Dapat Dikenali, Lo!