“Sebentar lagi, akan ada merpati putih keluar dari jendela kamar Raja Alger. Kau harus memanahnya sampai mati. Kalau kau gagal, kau akan kuhukum di penjara!”
Tak berapa lama, tampak seekor merpati putih terbang keluar dari kamar raja. Sementara si pelayan dengan ketakutan tetap mengetuk pintu kamar Raja Alger seperti yang disuruh Bertha. Ketika merpati putih melintasi taman, si pemburu segera memanahnya.
Panah itu tepat mengenai si merpati putih. Merpati yang malang itu terjatuh ke tanah. Si pemburu memungutnya dan menyerahkannya pada Bertha si penyihir. Bertha lagnsung melempar merpati putih itu ke dalam perapian.
Baca Juga : 5 Spesies Aneh dan Menyeramkan Ini Hidup di Laut Segitiga Bermuda
“Kau harus hangus, dan sehelai bulu mu pun tak boleh tertinggal! Ha ha ha…” Bertha tertawa penuh kemenangan.
Dan memang tak ada bulu yang tertinggal karena merpati putih itu kini sudah menjadi debu. Namun itu bukanlah akhir. Di rumput tempat si merpati jatuh, ada tiga tetes darah. Di tempat itu, tumbuhlah sebatang pohon apel yang berbunga. Aromanya sangat wangi bagai parfum yang menyebar ke seluruh taman.
Baca Juga : Jika Katak Ingin Muntah, Ia Mengeluarkan Seluruh Organ di Perutnya!