"Siapa mereka?" tanya Dewa Matahari. Haruskah aku berterus terang? Aku pun terisak. "Aresta dan Felicia. Mereka menyebutku si jelek."
Dewa Matahari tersenyum. Ugh, bagaimana mungkin dia bisa tersenyum, padahal hatiku begitu sakit.
"Ayo, ikut aku!" ajak Dewa Matahari. Aku menurut dan mengikutinya.
Baca Juga : Cerita Misteri: Petualangan di Wisteria Lodge (4) Surat yang Dibuang
"Gadis Penyapu Awan, lihatlah di sebelah sana!"
Aku memandang ke arah yang ditunjuk Dewa Matahari. Seorang laki-laki bersama istrinya sedang memandang hujan dari jendela rumah mereka.
"Kenapa hujan turun di musim kemarau? Tanaman kita, kan, jadi rusak," keluh sang lelaki.
Baca Juga : Kenapa Warna Mata Manusia Bisa Berbeda-beda, ya? #AkuBacaAkuTahu