Dongeng Anak: Sandal Emas #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Senin, 27 April 2020 | 20:30 WIB
Ilustrasi sandal emas (publicdomainvectors.org/Openclipart)

Dan pada malam hari,seikat rami telah dipintal menjadi benang putih, lalu ditenun menjadi sehelai kain putih halus. Anya lalu membawa pulang anak sapi itu dan memberikan sehelai kain putih halus tadi pada majikannya.

Bu Jelena terheran-heran. “Bagaimana mungkin Anya bisa melakukan tugas yang tidak masuk akal itu dengan mudah? Si anak sapi itu pasti sudah melakukan sesuatu untuknya. Aku ingin tahu, apakah Anya masih bisa melakukan tugas sulit kalau anak sapi itu dipotong!”

Bu Jelena lalu berkata pada Lida pelayannya,

“Putrimu tidak bisa bekerja keras. Dia membawa anak sapi ke padang rumput, lalu tidur seharian tidak bekerja apa-apa. Karena itu, anak sapi itu lebih baik dipotong dan dagingnya dijual di pasar!”

Baca Juga: Ringkasan Materi Belajar dari Rumah TVRI: Sampah Plastik

Diam-diam Anya mendengar kata-kata Bu Jelena. Ia sangat sedih dan pergi ke kandang anak sapi, lalu menangis tersedu.

Si anak sapi yang kini tidak kurus lagi, mendekati Anya dan bertanya,

"Katakan padaku, gadis yang baik, mengapa engkau menangis?"

"Majikanku ingin membunuhmu,” tangis Anya.

“Tak usah sedih. Sebelum dia membunuhku, besok pagi aku akan berubah menjadi sebutir benih. Tanamlah benih itu, dan dari situ akan tumbuh sebatang pohon willow. Jika kau perlu sesuatu, datanglah pada pohon willow itu, dan mintalah apa saja,” kata anak sapi itu.